Populasi penduduk Indonesia yang sangat besar ternyata memberi banyak peluang bagi industri-industri kecil yang menyediakan aneka peralatan rumah tangga. Menjamurnya industri peralatan rumah tangga, terutama yang berbahan baku alumunium, membuat permintaan bahan baku alumunium lembaran (sheet) dan gulungan (koil) meningkat tajam.
Peningkatan permintaan alumunium sheet dan alumunium coil juga datang dari industri panel-panel, serta industri elektronik. Peluang ini dimanfaatkan oleh PT Mitra Alumindo Selaras, yang saat ini memproduksi alumunium sheet dan alumunium coil untuk pasar dalam negeri.
Menurut General Manager  PT Mitra Alumindu Selaras, Budiman Tantra, permintaan bahan baku bagi industri rumah tangga di tanah air yang berbahan alumunium, baik yang berupa koil maupun sheet secara umum terus mengalami peningkatan.
"Namun yang menjadi masalah adalah ketersediaan bahan baku bagi industri rumah tangga tersebut masih terbatas, karena sepengetahuan saya, di Indonesia ini tidak banyak industri manufaktur yang menyediakan bahan baku bagi industri rumah tangga. Di seluruh Indonesia, mungkin jumlahnya tidak lebih dari empat perusahaan yang betul-betul mampu memproduksi sendiri alumunium sheet dan alumunium coil, yang menjadi bahan baku industri barang jadi," ujar Budiman di Jakarta (Selasa, 3/12).
Menurutnya, beberapa perusahaan produsen besar aluminium lembaran, saat ini bahkan mulai fokus menyediakan bahan baku untuk memproduksi alat rumah tangga sendiri, sehingga kebutuhan mereka tercukupi. Hal tersebut  menjadikan beberapa produsen alat rumah tangga yang memiliki modal besar, tidak terpengaruh dengan kenaikan harga untuk stok bahan baku.
Akan tetapi, bagi  industri rumah tangga berskala mikro yang tidak memiliki modal kuat, mereka tetap mengandalkan pasokan bahan baku dari pabrik pengolahan aluminium, karena dari sisi teknologi maupun permodalan, industri mikro belum mampu  memproduksi sendiri alumunium sheet maupun alumunium coil.
Perusahaan yang dia pimpin tersebut, lanjut Budi, memiliki luas lebih dari 4 hektare di daerah Karawang Timur, dengan kapasitas produksi lebih dari  4 ribu ton alumunium sheet dan coil per bulan.
"Kami bisa maksimal dalam memproduksi coil dan sheet alumunium karena perusahaan kami memiliki mesin dengan kapasitas besar dari Jerman," papar Budiman.
Lebih jauh, saat disinggung kemungkinan ekspansi perusahaan untuk memproduksi alat-alat rumah tangga dan barang jadi, Budiman menegaskan bahwa perusahaan belum berfikir melakukan ekspansi ke arah sana.
"Saat ini, kami masih ingin fokus pada penyediaan alumunium sheet dan coil, yang menjadi bahan baku industri rumah tangga. Kami bukan tidak mau melakukan ekspansi ke bisnis alat-alat rumah tangga dan barang jadi. Tapi jika kami masuk ke industri tersebut, pengusaha mikro akan sulit berkembang, bahkan bisa-bisa akan gulung tikar. Sebab jika kami membuat barang jadi, tentu dari sisi harga lebih bisa bersaing, karena kami memiliki bahan baku sendiri. Tapi apa nggak kasihan mereka?" ungkap Budiman.
Oleh karena itu, komitmen perusahaannya jelas, tidak akan masuk ke bisnis barang jadi, agar industri mikro dan industri rumahan yang menyediakan peralatan rumah tangga tetap bisa hidup dan berkembang.
[dem]