Berita

foto: net

Bisnis

SBY Tiba di Bali, KTM WTO yang Dihujani Penolakan Siap Dibuka

SELASA, 03 DESEMBER 2013 | 12:18 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Setelah menempuh penerbangan selama 1 jam dan 45 menit, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono tiba di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Selasa (3/12) pukul 11.15 Wita.

Di kaki tangga pesawat khusus kepresidenan Boeing 737-800 milik Garuda Indonesia, Presiden SBY dan Ibu Negara disambut Gubernur Bali Mangku Pastika dan istri serta jajaran Muspida setempat.

Diinformasikan website kepresidenan, pada pukul 15.00 Wita nanti, SBY dijadwalkan membuka Konferensi Tingkat Menteri ke-9 Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO). Acara pembukaan berlangsung di Bali Nusa Dua Convention Center. Acara akan berlangsung hingga Jumat (6/12).


Penyelenggaraan KTM WTO di Bali ini dihujani kritik para aktivis LSM dan barisan ekonom pro ekonomi Pancasila. Peran dan posisi Indonesia dalam konferensi tersebut adalah hal yang paling dipertanyakan.

Mengherankan, Indonesia menawarkan diri sebagai tuan rumah penyelenggaraan event tersebut. Padahal, Indonesia bukan pemain industri baik dalam sektor barang maupun jasa di tingkat regional, apalagi global.

"Indonesia hanya berperan sebagai EO (Event Organizer), tidak lebih," kata Direktur Eksekutif Resistance and Alternatives to Globalization (RAG) Bonnie Setiawan beberapa waktu lalu.

Ia menambahkan, penyelenggaraan konferensi yang melibatkan 158 negara tersebut sepertinya tidak lebih dari upaya pemerintah melakukan pencitraan internasional. Apalagi, Indonesia tak bisa menempatkan dirinya secara tegas dalam pusaran kepentingan negara-negara berkembang dan maju.

Kemarin, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Nasional (FMN) menggelar aksi penolakan di depan kantor Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Jalan Hayam Wuruk, Denpasar, Bali.

Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih menyatakan, selama 18 tahun diadakannya WTO tidak pernah membawa manfaat bagi petani Indonesia. Pada kenyataannya, tingkat kelaparan dunia terus saja meningkat sejak rezim perdagangan dimulai. Karena, WTO mendorong petani untuk keluar dari pertanian. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya