. Solidaritas untuk dokter Ayu dan rekannya yang divonis bersalah oleh pengadilan, dilakukan juga di Tasikmalaya, Rabu (27?11). Ratusan dokter berkumpul kemudian mendatangi Mapolresta Tasikmalaya. Tujuannya, untuk beraudensi dengan Wakapolresta Tasikmalaya, agar kasus serupa tidak terulang.
Sebelumnya, ratusan dokter di Tasikmalaya berkumpul dan melakukan doa bersama di kantor Sekretariat Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di Komplek Permata Regensi Kota Tasik, atas vonis yang dijatuhkan pada dokter Ayu dan rekannya oleh Pengadilan Negeri Manado.
Meski melakukan aksi solidaritas, tapi pihak IDI mengklaim kegiatan di rumah sakit dan puskesmas, masyarakat umum tetap bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Sebab, yang ikut aksi solidaritas hanya 60 persen dokter yang ada di Tasikmalaya.
Setelah melakukan doa bersama para dokter ini mendatangi Mapolresta Tasikmalaya. Disini, para dokter tersebut beraudensi dengan Wakapolresta Tasikmalaya, Kompol Anton Firmansyah.
Para dokter berharap kasus yang menimpa dokter Ayu, tidak terulang lagi. Ketua IDI Tasikmalaya Ali Firdaus meminta jika ada kasus yang diduga mal praktek, polisi terlebih dahulu berkoordinasi dengan pihak IDI.
Sementara itu aksi mogok praktek yang dilakukan dokter spesialis di Tasikmalaya membuat pasien di RSUD Kabupaten Tasikmalaya Jl Rancamaya, terlantar. Meski kondisi pasien lemah, mereka harus kembali tanpa mendapat pengobatan. Tidak hanya poliklinik spesialis kandungan, poliklinik spesialis anak dan spesialis bedah di RSUD ini juga melakukan mogok praktek. Aksi mogok dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap tiga orang dokter di Manado yang dipidanakan gara gara dituduh membunuh pasiennya.
Meski jelas merugikan pasien yang akan berobat, pihak rumah sakit berdalih, pasien tidak dilayani karena kondisinya tidak membahayakan dan bisa diperiksa keesokan harinya.
[sam]