Berita

fahri hamzah/net

Hukum

CENTURYGATE

Fahri Hamzah: KPK Sudah Sering Lakukan Diskriminasi

SENIN, 25 NOVEMBER 2013 | 14:09 WIB | LAPORAN:

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pasti punya argumen soal mengapa pemeriksaan Wakil Presiden Boediono dilakukan di Istana Wapres. Dan publik, sudah diduga tak akan mempersoalkan hal itu.

Namun, KPK memang sudah sering melakukan diskriminasi dalam penanganan kasus korupsi. Hal itu dinyatakan Wakil Sekjen DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Fahri Hamzah, lewat rilis (Senin, 25/11). Dia menguraikan contoh-contohnya.

"KPK sudah sering berbeda. Yulianis diperiksa di hotel mewah, tapi Ketua, anggota DPR dan pengurus partai mondar-mandir mandir saja ke Kuningan," kata Fahri.


"Menteri keuangan dan Gubernur BI, Agus Marto, datang ke KPK. Sementara pegawai Bank Dunia Sri Mulyani didatangi ke Amerika Serikat, dan Sekjen PKS yang tidak tahu apa-apa kasus LHI dipanggil ke KPK. Sementara, Sekjen Partai Demokrat yang dituduh terima uang dibiarkan saja," tambah dia.

Tidak bisa dihindari bahwa kasus Century akan menyentuh Boediono. Menurut dia, kalau KPK sebagai extraordinary body mengatakan tidak bisa memproses Boediono sampai batas kewenangan pengumpulan alat bukti, maka KPK telah membantu DPR dalam menggunakan hak menyatakan pendapat.

"DPR akan meminta pendapat ahli hukum pekan depan mengenai hak menyatakan pendapat," terangnya.

KPK tidak boleh membuat diskriminasi apapun terhadap Boediono dalam pengumpulan alat bukti, tapi KPK bisa menyatakan kepada DPR bahwa status Boediono sudah masuk tahap penyidikan namun tidak bisa meneruskannya.

"Jika tidak, maka pengistimewaan dalam pemeriksaan ini bisa jadi awal bagi kecurigaan bahwa KPK melakukannya untuk melindungi Boediono dalam kasus ini," tandasnya. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya