Keterangan pers yang disampaikan Wakil Presiden Boediono tadi malam (Sabtu, 23/11) bertolak belakang dengan fakta, dan perbuatannya saat proses pengambilan keputusan memberikan fasilitas pemberian jangka pendek (FPJP) Bank Indonesia (BI) kepada Bank Century pada tahun 2008 lalu.
Demikian disampaikan Anggota Tim Pengawas (Timwas) Bailout Bank Century yang juga Anggota Komisi III, Bambang Soesatyo kepada wartawan, Minggu (24/11).
"Kalau (Boediono) mengambil kebijakan dengan hati bersih tentu tidak akan menjadi temuan BPK. Kalau itu suatu kehormatan, tentu data yang disajikan bukanlah data akal-akalan, atau tipu muslihat," ujarnya.
Jelas Bambang, sampai-sampai Menkeu Srimulyani selaku ketua KSSK saat itu sangat marah karena apa yang disajikan padanya tidak akurat. Sehingga dia mempertanyakan bagaimana ceritanya keputusan yang ditandanganinya dari Rp. 632 miliar tiba-tiba dalam waktu dua hari (Sabtu dan Minggu) membengkak pada hari Seninnya menjadi Rp. 2,5 triliun, dan pada akhirnya dalam hitungan bulan menjadi Rp. 6,7 triliun.
Ia yakin publik tidak bodoh dan terkecoh dengan pernyataan Boediono, karena bukti dan fakta termasuk seluruh rekaman, notulen, akta notaris dan Surat yang janggal serta dokumen-dokumen dalam proses FPJP dan Bailout tersebut sudah beredar di ruang publik. Kemudian keterangan Jusuf Kalla (JK) selaku pelaksana tugas presiden ketika itu tidak dilaporkan dan bahkan terkesan seperti operasi senyap.
Tambah Bambang, lalu bagaimana keterangan Srimulyani kepada JK bahwa dia tertipu oleh BI, belum lagi penjelasan Robert Tantular (
Mantan Direktur Utama Bank Century) bahwa pihaknya tidak pernah mengajukan FPJP dan minta dibailout atau diambil alih karena sudah ada negosiasi dengan pihak ketiga dan kebutuhan banknya hanya Rp. 1 triliun, dan agaimana dengan laporan Srimulyani dalam tiga suratnya kepada presiden SBY menjelaskan posisinya dalam pengambilan kebijakan bailout bank Century yang janggal itu.
"Masih banyak pertanyaan yang bisa menggugurkan alasan berdampak sistemik yang disampaikan Boediono mengingat bank tersebut berskala kecil dan pinjaman antar banknya pun hanya 0,03 persen," tandas politisi Partai Golkar itu.
[rus]