Berita

foto: net

Politik

Ini yang Membuat Mafia Migas Masih Terus Hidup

SABTU, 23 NOVEMBER 2013 | 09:45 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Berbicara industri migas berarti bicara industri yang besar dan strategis, menguasai hajat hidup orang banyak dan menentukan geopolitik dunia.

"Dalam implikasi di berbagai negara, industri migas merupakan lahan atau tempat yang rawan terjadi korupsi, tak terkecuali migas Indonesia. Sejak Hindia Belanda, Pertamina, sampai era SKK migas masih banyak dugaan penyimpangan dan korupsi," kata periset korupsi migas Indonesia Coruption Watch (ICW), Firdaus Ilyas, dalam diskusi "Gilas Mafia Migas" di Cikini, Jakarta, Sabtu (23/11).

Pemerintah Indonesia, sebutnya, sampai saat ini sulit mengelola industri migas untuk mewujudkan kontribusi besar kepada kepentingan negara dan rakyat, serta memperkuat posisi tawar Indonesia dalam konteks kepentingan geopolitik global.


"Saat ini kita belum bisa menjawab tantangan-tantangan besar ini," tegasnya.

Agustus lalu terjadi operasi penangkapan kasus suap atas Kepala SKK Migas terkait salah satu fungsi SKK Migas yaitu berhak dan berwenang menunjuk penjual minyak dan gas bagian negara. Kasusnya pun merembet kemana-mana dan ditemukan beberapa pihak ketiga, seperti jasa penunjang bagian dari mitra SKK Migas dan pihak konsultan .

Menurut Firdaus, mafia migas nasional dapat terus beroperasi karena ada unsur politik, bisnis, birokrasi, dan kepentingan global yang bercampur dalam perputaran uang, yang di hulu migas saja dalam setahun bisa mencapai Rp 700 triliun.

"Dengan kebocoran uang sangat besar di sisi lain pengawasan yang sangat minim, kemudian dalam konteks tidak transparan, kemudian dilihat dari sisi kepentingan publik yang tidak tahu jelas siapa saja pemain migas nasional ini. Apakah media dan publik tahu siapa saja rekanan migas kita di SKK Migas atau Pertamina?" ucapnya. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya