Berita

ilustrasi

Bisnis

Ngeri... Banyak Bangunan Di Indonesia Tidak Tahan Gempa

Pemda Mesti Tingkatkan Pengawasan
RABU, 20 NOVEMBER 2013 | 09:09 WIB

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif meminta daerah di wilayah gempa untuk meningkatkan pengawasan bangunan.

“Bicara masalah gempa berarti bicara mengenai bangunan,” kata Syamsul di Jakarta, kemarin.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menambahkan, banyak pemda di kawasan rawan bencana masih lemah dalam membuat peraturan daerah (Perda) mengenai mitigasi bencana. Termasuk mengimplementasikan tata ruang berbasis gempa, dalam upaya mengendalikan izin dan pengawasan bangunan tahan gempa.


Menurut Sutopo, masih banyak rumah dan bangunan di Indonesia yang belum sesuai konstruksi tahan gempa padahal terletak di lokasi rawan bencana. Bandingkan dengan Jepang. Kebijakan mitigasi bencana negara itu sangat ketat, bahkan untuk mendirikan bangunan baru prosedurnya sangat ketat dan harus dipatuhi.

Ahli gempa dari Universitas Osaka Jepang Yasushi Sanada membenarkan prosedur yang sangat ketat karena Pemerintah Jepang sangat perhatian terhadap keselamatan penghuninya di negara yang kerap dilanda bencana.

“Sebagai contoh, kami sangat ketat untuk konstruksi tangga di bangunan bertingkat karena di kolong tangga itulah dipergunakan sebagai tempat berlindung seandainya terjadi gempa,” jelas Sanada.

Salah satu pengajar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Henita Rahmayanti mengatakan, mitigasi bencana merupakan upaya mengurangi risiko bencana melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

PT Katama Suryabumi, pemegang paten konstruksi ramah gempa Sarang Laba-Laba, menekankan konstruksi di daerah gempa harus telah teruji terhadap gerakan horizontal dan vertikal.

Wakil Direktur PT Katama Suryabumi Agus B Sutopo mengatakan, filosofi konstruksi sarang laba-laba merupakan konstruksi pondasi dangkal yang kaku, kokoh, menyeluruh tetapi ekonomis dan ramah gempa. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya