Kepala Bidang Perawatan Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum (PU) Djoko Soesetyo mengakui bahwa pada tahun-tahun sebelumnya pengerukan 13 sungai besar di Jakarta hanya mengandalkan sistem manual. Akibatnya banyak sungai yang tidak pernah selesai dikeruk selama beberapa tahun.
"Dulu kali kecil, keruknya pakai tenaga orang. Pekerja disuruh turun ke sungai dan mengeruk sungai, makanya makan waktu lama,"ujar Djoko saat ditemui di kali Cakung Drain, Jakarta Timur, Selasa (19/11).
Untuk itu, mulai tahun 2013 ini Dinas PU sudah mengggunakan mesin atau alat berat untuk mengeruk sungai-sungai tersebut. Sayangnya kendala di lapangan kembali muncul, yakni terbatasnya jumlah alat berat yang dimiliki oleh Dinas PU.
"Dari dulu cuman punya 6 unit alat berat. Makanya kita selalu sewa ke operator. Tapi ya begitu, makanya ini mau menambah," paparnya.
Karena Dinas PU masih mengandalkan alat berat dari operator, pengerjaan pengerukan sungai kerap terhambat sebab alat yang dipinjam harus melalui tender yang lama.
Sementara itu, Kepala Dinas PU, Manggas Rudi Siahaan mengungkapkan bahwa pihaknya telah membeli 23 alat berat dalam anggaran APBD 2013 ini. Ditambah dengan sistem e-katalog yang digunakan oleh Pemprov DKI, menurutnya tahun 2014 mendatang pembelian alat berat dalam jumlah yang besar akan semakin mudah.
"23 alat berat itu terdiri dari eskavator, kendaraan berat, beko dan lain sebagainya. Alat ini akan segera diturunkan di lima wilayah kota di DKI. Minggu depan kontrak pengadaan alat ini sudah selesai," ujar Mangas.
[zul]