Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api Api (TAA) Sumatera Selatan dalam waktu dekat segera terwujud. Rencananya, pada 20 November mendatang, Presiden SBY akan menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) yang akan menjadi payung hukum pembangunan kawasan tersebut.
"Ini artinya setelah Perpres KEK TAA ditandatangani Presiden status hukum pembangunan kawasan tersebut semakin jelas," ujar Kepala Badan Pelayanan, Perizinan, dan Penanaman Modal Daerah (BP3MD) Sumsel, Permana (Jumat, 15/11).
Selain itu, dengan adanya Perpres tersebut pengembangan kawasan tersebut akan lebih cepat. Pasalnya investor tidak akan ragu lagi berinvestasi di kawasan seluas 12 ribu hektar ini. Baik disektor pelabuhan, industri maupun di sektor infrastruktur lainnya.
Sementara itu, Gubernur Sumatera Selatan H Alex Noerdin mengungkapkan, dengan dibukanya kawasan ini, akan terbuka lapangan kerja baru baik di sektor formal maupun informal. Karena tempat ini nantinya akan membutuhkan ribuan tenaga kerja dari berbagai disiplin ilmu dan keterampilan untuk memenuhi kebutuhan sektor industri hulu hingga hilir.
KEK TAA ini, menurut Alex, bukan hanya akan mengembangkan potensi ekonomi di Sumatera saja tetapi juga Indonesia. Karena Kawasan Pelabuhan Samudera Tanjung Api Api juga akan menjadi pintu gerbang perekonomian nasional. Untuk itu, Alex mengajak investor menanamkan modalnya di Provinsi Sumsel.
Selain akan memiliki pelabuhan samudera, Sumsel juga akan memiliki kawasan industri yang cukup menjajikan di provinsi yang beberapa Tahun terakhir ini menjadi daerah penyangga pangan nasional juga memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang cukup melimpah.
Seperti dijelaskan Alex, mulai dari energi batubara yang jumlahnya mencapai 47,1 miliar ton atau 41 persen cadangan batubara nasional, juga terdapat energi panas bumi yang jumlahnya cukup besar yaitu dari 40 persen cadangan panas bumi dunia ada di Indonesia dan 70 persen dari panas bumi Indonesia itu ada di Sumatera Selatan, tepatnya di Kecamatan Rantau Dedap Kabupaten Muara Enim, kemudian cadangan minyak bumi yang juga cukup melimpah di Sumatera Selatan.
Belum lagi dari sektor pertanian dan perkebunan seperti karet, sawit dan tanaman pertanian lainya. Untuk perkebunan karet, Indonesia merupakan penghasil karet terbesar setelah Thailand dan Malaysia. Di Indonesia, salah satunya terdapat di provinsi yang mendapat sebutan Bumi Sriwijaya. Tetapi Indonesia masih mungkin menjadi terbesar dunia karena ketersediaan lahan yang masih luas. "Dengan dasar itulah, Sumsel siap untuk menjadi daerah investasi terbaik di Indonesia,†demikian Alex.
[zul]