Tuntutan agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membongkar jaringan mafia di Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) terus disuarakan.
Seperti hari ini, puluhan pemuda yang menamakan diri Jaringan Mahasiswa Anti Korupsi (Jamak) berunjuk rasa di depan gedung KPK, Jakarta Selatan, mendesak lembaga superbodi itu terus mengembangkan kasus dugaan korupsi di SKK Migas pasca tertangkapnya Rudi Rubiandini.
"Kasus Rudi ini harus menjadi pintu masuk untuk membongkar mafia migas dan koruptor yang menjadikan BP Migas (sebelum dibubarkan oleh Mahkamah Konstitusi) sebagai tambang uang mereka di Indonesia," ujar koordinator lapangan Jamak, Ibrahim Mansyur saat berdemo di depan gedung KPK, Jalan Rasuna Said, Jaksel, siang ini (Rabu, 13/11).
Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh Jamak, Ibrahim membeberkan, ada dugaan keterlibatan angota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Effendi MS Simbolon dalam kasus mafia migas di Indonesia. Bahkan dari laporan Hasil Audit (LHA) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) kepada BP Migas yang sudah selesai diaudit, ditemukan fakta mengenai korupsi di BP Migas, di mana ada sejumlah pejabat yang diduga kuat merugikan negara puluhan triliun rupiah.
"Peran Effendi MS Simbolon adalah sebagai fasilitator yang menghubungkan PT Parna Raya dengan Menteri ESDM dan Kepala BP Migas saat itu," papar Ibrahim.
Ibrahim melanjutkan, Effendi Simbolon sangat memaksimalkan pengaruhnya untuk menekan BP Migas agar menjual gas Hussky ke PT Parna Raya dengan harga lebih murah dibandingkan dengan harga jual ke perusahaan lainnya. Dan kerugian negara sendiri mencapai lebih dari Rp 15 triliun akibat penggunaan tekanan dan pengaruh Effendi Simbolon serta tindakan suap yang dilakukan oleh PT. Parna Raya.
"Sepak terjang Effendi Simbolon dalam dunia mafia migas di Indonesia juga tercatat sangat fantastis. Salah satunya yaitu ketika Effendi Simbolon, sukses menggolkan PT. Surya Parna Niaga (PT.SPN) menang lelang di BPH Migas dalam penyaluran dan distribusi BBM," kata Ibrahim lagi.
Seperti diketahui, Direktur Utama PT.SPN adalah Artha Merish Simbolon. Informasi yang diterima Jamak menyebutkan bahwa kedekatan Artha dengan Effendi Simbolon bukan sekedar kesamaan marga saja, tetapi juga mereka memiliki hubungan pribadi dan bisnis yang sangat erat.
Saat ini Dirut PT.SPN, Artha Merish Simbolon sudah dicekal oleh KPK dalam kasus dalam kasus suap di SKK Migas dengan tersangka mantan Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini. Jamak pun mendesak KPK harus menangkap Direktur Utama PT.Pertamina, Karen Agustiawan. Pihaknya menduga kuat praktek kongkalikong dalam pengaturan tender pengelolaan migas di lingkup SKK Migas dan Pertamina diketahui Karen.
"Selain itu kami juga meyakini bahwa masih banyak dari pejabat negara pada institusi pengelolaan migas nasional dan juga di kalangan legislatif yang kami duga kuat terlibat, karena mayoritas tindak pidana korupsi, dilakukan dengan terorganisir," tukasnya
.[wid]