. Bagi sementara elit PDI Perjuangan, Muhammad Prananda Prabowo terlihat seperti magnet. Prananda adalah anak kedua Megawati dari suami pertama, almarhum Lettu Penerbang Surindro Supjarso.
Posisi Prananda seperti magnet ini terlihat saat Prananda menghadiri peluncuran buku sekaligus perayaan ulang tahun pendiri PDI, Sabam Sirait, di gedung Lemhanas, Jakarta (Minggu, 10/11). Saat Prananda tiba di lokasi, beberapa elit PDI Perjuangan nampak segera menyambutnya. Elit yang tak sempat menyambut, langsung merapat ke posisi berdiri Prananda.
Namun tetap saja, di antara elit PDI Perjuangan itu, Prananda masih irit bicara. Prananda hanya memperhatikan, dan sesekali tersenyum menanggapi omongan-omongan elit PDI Perjuangan itu.
Saat acara peluncuran akan dimulai, Prananda, seakan-akan tidak menampilkan diri sebagai putera mahkota partai berlambang banteng moncong putih itu. Bahkan, Prananda lebih memilih minggir dan memisahkan diri saat Megawati keluar dari ruang VIP menuju aula.
Di dalam aula bagian belakang, Prananda, yang mengenakan batik berwarna cokelat kekuningan berlengan pendek, nampak berdiri sendiri. Menggenggam telepon seluler di tangan kiri, ia tidak ditemani siapapun. Ia seperti tamu biasa saja. Nampak, Prananda tidak mau diperlakukan lebih.
Di antara sekitar seribu hadirin yang datang sore itu, terlihat tidak banyak orang yang mengenal Prananda. Saat dia berdiri, sendiri di antara kerumunan tamu-tamu di belakang aula, banyak orang lalu lalang di depannya.
Hingga akhirnya, ada sesorang yang memakai pakain dinas harian berwarna hitam berlengan panjang, seperti pakaian yang selama ini sering dipakai oleh ajudan-ajudan Megawati, menghampirinya. Orang itu, dengan sangat sopan, mempersilakan Prananda untuk duduk di kursi yang telah disediakan di depan.
Dengan mengangguk, Prananda pun lalu mengikuti orang itu. Prananda berjalan ke depan, di antara kerumunan orang yang berdiri, dengan menundukkan kepala. Dan sekali lagi, sepertinya tidak ada yang 'ngeh' dengan kehadiran Prananda.
Mas Nanan, begitu biasa Prananda disapa, merupakan adik Mohammad Rizki Pratama dan kakak seibu Puan Maharani. Selama ini, Prananda memang jarang tampil ke publik. Bila pun tampil ke publik, pria kelahiran 3 April 1970 sangat hemat untuk berbicara. Ia terkesan sembunyi dari publikasi media.
Nama Prananda mulai berkibar saat Kongres PDI Perjuangan di Bali 2010 lalu. Saat Kongres Pitu, muncul rumors di permukaan bahwa ada dua calon Ketua Umum PDI Perjuangan yang dipersiapkan. Prananda disebutkan sebagai calon ketua umum yang didukung oleh Megawati, sementara Puan Maharani adalah calon penerus yang disokong Taufiq Kiemas.
Di tengah sosok Prananda yang enggan tampil ke publik, Puan Maharani pun menepis isu dan rumors ini, serta menegaskan bahwa ia dan Prananda memiliki hubungan yang sangat baik.
Di internal PDI Perjuangan, ada sekelompok pihak yang disebutkan mulai berdiri di belakang Prananda. Kubu ini pun secara diametral berbeda dengan kelompok lain, yang berdiri di balik ketokohan Puan Maharani. Saling dukung kepada dua sosok ini semakin hari semakin mengkristal.
Namun berbeda dengan Puan yang sudah memiliki posisi penting di partai dan duduk di Senayan, Prananda disebut-sebut lebih sering "menyepi" untuk terus mendalami dan menafsirkan ideologi-ideologi Bung Karno.
Sosok pendiam itu pun dikenal menguasai bidang teknologi informasi dengan sangat baik. Jabatan Prananda saat ini adalah Ketua Situation Room PDI Perjuangan. Kata sementara elit di PDI Perjuangan, situation room ini semacam lembaga kajian strategis internal partai.
Di balik sosok pendiamnya, Prananda pun seakan-akan menebar terus sisi misterinya. Ia, misalnya, memiliki blog, yang sejak Kongres di Bali hingga saat ini belum terisi apa-apa. Ia seakan membiarkan publik terus penasaran, sehingga ada juga yang percaya bahwa ia sebenarnya sedang dipingit untuk tampil bila waktunya sudah tiba.
Hal yang pasti, sebagaimana disampaikan Prananda sendiri, menjadi politisi bukan berarti harus tampil ke publik dan menjadi anggota parlemen.
Sebagai catatan, kehadiran Prananda di acara ulang tahun Sabam Sirait, merupakan kemunculan di publik yang langka. Sebelumnya, Prananda muncul saat ikut Megawati dan Jokowi meninjau sejumlah waduk di DKI pada 5 Oktober lalu.
[ysa]