PT Perikanan Nusantara (Persero) menargetkan laba Rp 100 miliar pada tahun depan. Target tersebut ditetapkan mengacu pada laba perusahaan yang tahun ini telah mencapai Rp 50 miliar.
Direktur Utama PT Perikanan Nusantara Abdussalam Konstituanto mengatakan, tahun depan pihaknya menargetkan menjual 8.000 ton ikan. Dengan penjualan tersebut pendapatan perusahaan bisa menembus Rp 1,4 triliun.
“Tahun ini masih diperbaiki proyeksi pendapatan kita berkisar Rp 100 miliar dan laba mungkin Rp 30-50 miliar. Tahun depan mudah-mudahan laba di atas Rp 100 miliar,†kata Abdussalam.
Untuk mengejar target ini, pihaknya siap melakukan berbagai cara. Salah satunya menata ulang aset yang dimiliki. Evaluasi aset perusahaan saat ini sedang dilakukan dan akan dilanjutkan dengan switching aset.
Menurutnya, aset yang tidak produktif akan dijual dan diganti dengan aset produktif.
“Banyak aset kita perbaiki. Dulu aset kita banyak di Mandiri sebagai jaminan.
Sekarang sudah lepas, evaluasi aset mungkin mencapai Rp 500 miliar,†jelasnya.
Evaluasi aset diakuinya tidak mudah. Sudah banyak aset perusahaan pelat merah ini yang diklaim sebagai milik pemerintah daerah setempat. Sebut saja tambak udang seluas 100 hektar yang dicaplok Pemda Gorontalo.
“Kita akan optimalisasi aset, jangan sampai diserobot orang. Usaha tambak udang itu sudah lama terhenti. Di Gorontalo, sejak 2009 sudah dibangun. Sekarang kita lagi tuntut,†ujarnya.
Selain itu, Abdussalam prihatin dengan kebijakan pemerintah yang memasukkan ikan impor dengan alasan lebih murah. Impor ikan juga berdampak pada perusahaan sehingga harus mengeluarkan strategi baru dalam menjual ikan.
“Saya tidak butuh modal negara, saya gerah dengan PMN (penyertaan modal negara), sulitnya bukan main mendapatkan itu. Kita optimalisasi aset dan switching asset to asset,†tuturnya.
Abdussalam menyebut, total ekspor Indonesia sangat tidak sebanding dengan total impor. Hal ini termasuk didalamnya impor ikan. “Impor kita 25,8 persen sementara ekspor 5,6 persen. Kita banyak impor, sedih kita,†ucapnya.
Menurut dia, Indonesia sebagai negara kelautan memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar. Nilai ikan Indonesia mencapai 7 kali Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pemerintah jika bisa dikelola. Sayangnya, pemerintah ternyata masih melakukan impor ikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. [Harian Rakyat Merdeka]