Berita

bara hasibuan/net

Inilah Beberapa Contoh Sikap SBY yang Mengundang Serangan

RABU, 30 OKTOBER 2013 | 15:24 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Ketua DPP PAN Bara Hasibuan bukan tanpa alasan menyarankan Presiden SBY lebih berani mengambil keputusan atas isu-isu strategis yang mungkin tidak populer tapi pada akhirnya akan membawa manfaat bagi bangsa.

Karena hanya dengan cara seperti itu SBY bisa terhindar dari serangan politik, yang ia keluhkan belakangan ini. Serangan politik yang dikeluhkan SBY sedikit banyak disebabkan oleh gaya kepemimpinannya yang sering tidak efektif dan lamban dalam merespons berbagai permasalahan yang muncul. Soal keputusan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) misalnya.

"SBY kelihatan tidak cepat dan berani dalam mengambil keputusan menaikkan harga karena khawatir keputusan yang diambil akan tidak populer dan menimbulkan resistensi yang tinggi,” jelas Bara Hasibuan (Rabu, 30/10).


Padahal, sebelum kenaikan harga BBM tersebut diputuskan, tekanan politik terhadap pemerintah sangat kuat. Begitu pun soal keamanan dan konflik sosial. Dirinya menilai Presiden terlihat kurang mempunyai kemauan untuk bersikap secara cepat dan tegas.

“Ini juga yang menyebabkan berbagai kekerasan terus terjadi di masyarakat. Presiden sering tidak memberikan statement yang tegas dan komprehensif bahwa setiap golongan di Indonesia berhak hidup dan menjalankan keyakinannya sesuai dengan prinsip Pancasila dan konstitusi,” tegas Bara.

Dalam menghadapi anggota koalisi yang sudah jelas melawan dan melecehkan Presiden pun, SBY tidak berani mengambil tindakan keras untuk menghukum. “Anggota koalisi tersebut bisa dengan bebas bertindak, walaupun jelas-jelas dalam beberapa kasus, apa yang mereka lakukan telah melanggar kode etik dalam koalisi,” terang Bara Hasibuan.

Meski begitu, Bara tak menampik SBY mampu mengambil keputusan yang kurang populer, seperti soal Perpu MK. “Dalam kasus Perpu MK, Presiden kelihatan berani mengambil keputusan meski ia mengetahui bahwa keputusan tersebut bersifat kontroversial dan menimbulkan resistensi serta polemik," tutup Bara Hasibuan. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya