Berita

ilustrasi, Pangan

Bisnis

Hadapi Gejolak Pangan Tak Harus Dengan Impor

Indonesia Mesti Jadi Basis Produksi Pangan Di Kawasan ASEAN
RABU, 30 OKTOBER 2013 | 09:42 WIB

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berharap, stok pangan terus ditingkatkan untuk menghadapi perubahan iklim dan gejolak pasar pangan dunia.

“Kalau ada gejolak pangan tidak harus selalu impor, kalau ke depan ketergantungan impor tinggi maka itu tidak baik, secara sosial juga tidak bagus. Sekali lagi solusinya peningkatan produksi,” kata SBY di Bukit Tinggi, kemarin.

SBY meminta semua pihak bekerja sama baik pemerintah pusat, pemerintah daerah maupun kalangan dunia usaha. “Kita hendak memobilisasi sumber daya. Mari kita pastikan ada lahan yang masih bisa digunakan. Harus ada modal finansial, kita pikirkan bank bagaimana, tenaga kerja, kerja sama teknologi juga bisa dilakukan,” ujarnya.


Selain itu, transportasi juga mesti dipikirkan lebih efesien, infrastruktur yang diperlukan, irigasi seperti apa. Dengan jumlah penduduk yang ada saat ini, ditambah masalah perubahan iklim dan perdagangan pangan dunia, maka diperlukan langkah ekstra keras untuk memastikan keamanan pangan.

Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengemukakan, Indonesia harus menjadi basis produksi pangan di kawasan ASEAN menghadapi pasar bebas yang akan diberlakukan pada 2015.

“Tidak ada kata lain, harus siap karena itu akan terjadi. Oleh sebab itu, Indonesia harus menjadi basis produksi pangan bukan pasar negara lain,” kata Hatta.

Dia menyebutkan, para menteri ekonomi dan pihak terkait telah membahas peningkatan produksi lima bahan pangan pokok yaitu beras, gula, jagung, kedelai dan daging sapi. Khusus kedelai ditargetkan akan ada penambahan produksi 500 ribu ton pada 2014 guna mengurangi impor.

Hal itu dapat dicapai dengan penambahan lahan baru seluas 155 ribu hektar dari kawasan transmigrasi dan 196 ribu hektar dari kawasan non transmigrasi. Selain itu, juga dibahas penanaman kembali sejumlah kawasan perkebunan yang dinilai sudah tidak produktif menggunakan bibit unggul.

Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Pratikno mengatakan, impor bahan pangan cenderung mengutamakan kepentingan pengusaha importir. “Orientasi ini terkait dengan para komprador yang menjual kebijakan untuk keuntungan sendiri,” ujarnya.

Ia menyatakan, orientiasi impor bahan pangan untuk kepentingan jangka pendek agar pengusaha dan kroninya mendapat keuntungan. Karena itu, pemangku kebijakan pangan dan programnya dianggap tidak cerdas. Itu bisa diperhatikan dari perilaku pemangku bidang pangan.  [Harian Rakyat Merdeka]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya