Berita

Gita Wirjawan/net

Gita Wirjawan: Saya Bukan Neolib!

SENIN, 21 OKTOBER 2013 | 22:18 WIB | LAPORAN:

Geram selalu sebut sebagai salah satu ekonom yang menyerahkan kebijakan perekonomian pada rezim ekonomi pasar, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan pun angkat bicara soal posisinya. Alumnus Harvard University, Amerika Serikat yang pernah tinggal tiga tahun di India dan dua tahun di Bangladesh itu mengaku tertarik mengatasi kesenjangan perekonomian melalui instrumen kebijakan pemerintah yang kuat.

"Saya sering disesatkan sebagai ekonomi neolib. Silahkan Anda nilai sendiri kebijakan yang saya buat, itu lebih banyak peran pemerintah menstimulus kebijakan ekonomi pro rakyat," kata Gita Wirjawan dalam percakapan dengan Rakyat Merdeka Online di Jakarta, Senin (21/10).

Sebagai misal, lelaki berdarah Yogjakarta putra pasangan Wirjawan Djojosoegito dan Paula Warokka Wirjawan itu mengungkapkan, kebijakan pelarangan ekspor bahan baku rotan pemerintah yang telah menyelamatkan industri yang hampir gulung tikar di daerah Cirebon. "Sekarang produktivitas furnitur nasional naik 80 persen karena mudah memperoleh bahan baku, kebijakan pemerintah telah selamatkan lebih dari 100 ribu pekerja dari tutupnya lapangan kerja," imbuhnya.


Dia juga mengungkapkan serangkaian kebijakan membuat harga kedelai. Penetapan itu mampu menekan spekulan yang membuat harga kedelai kerap naik. Di lain pihak kebijakan itupun mendorong perluasan para petani di dalam negeri dalam mengisi impor kedelai.

Hal lain terkait dengan rekam jejaknya, Gita menunjuk, semakin tingginya investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang dilakukan oleh para pengusaha nasional. Sebelum dia menjadi Kepala Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) PMDN hanya pada kisaran 12-13 persen. Dan sekarang sudah mencapai 30 persen. "Kedaulatan ekonomi dan menghapus kesenjangan ini penting termasuk juga di antara kawasan barat dan timur," imbuhnya.

Setidaknya, lanjut Gita, ada empat hal penting yang mesti dilakukan di bidang perekonomian. Pertama, melakukan pembangunan infrastruktur. Kedua, memperbesar investasi di bidang pendidikan. Ketiga, meningkatkan ketahanan pangan. Keempat, meningkatkan ketahanan energi. [rus]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya