Berita

PDIP: Mestinya Tak Ada Perubahan Aturan Tujuh Bulan Sebelum Pileg

SENIN, 21 OKTOBER 2013 | 10:33 WIB | LAPORAN: MUHAMMAD Q RUSYDAN

Enam bulan jelang pelaksanaan Pemilihan Umum Legislatif 2014, muncul beragam kebijakan yang menyulut kontroversi, bahkan mengancam Pemilu jujur dan adil. Misalnya, soal Komisi Pemilihan Umum yang menggandeng Lembaga Sandi Negara untuk mengamankan data.

"Kemudian putusan MK mengenai dalil hukum yang membolehkan orang mencoblos lebih dari satu kali atau diwakilkan. Ada skenario apa ini?" ujar Wakil Sekjen DPP PDIP Hasto Kristanto di kediaman Megawati Soekarnoputri di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (21/10).

Hasto menjelaskan, kebijakan-kebijakan tersebut hanya akan menghabiskan energi. Ia juga menekankan agar putusan Mahkamah Konstitusi mengenai orang yang dibolehkan mencoblos lebih dari satu kali itu dihapuskan agar tidak merusak demokrasi.


Apalagi, mestinya tidak boleh ada perubahan aturan yang bisa mencederai proses demokrasi tujuh bulan menjelang pileg. "Harusnya tujuh bulan sebelum Pemilu tidak boleh ada persoalan yang mengancam Pemilu jurdil itu. Semua harus sudah fix. Itu rule of the game-nya," jelasnya.

Selain itu, dia menjelaskan, Presiden SBY lebih baik memikirkan terobosan untuk memastikan transisi kekuasaan 2014 betul-betul berjalan aman. Mengingat, survei menunjukan tingkat kepuasan terhadap pemerintahan SBY turun. "Itu jauh lebih penting daripada mengejar ketertinggalan selama satu tahun," demikian Hasto. [zul]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya