Berita

Pertahanan

Edhie Wibowo: Kalau Alutsista Kuat, Indonesia Tidak Diremehkan

JUMAT, 04 OKTOBER 2013 | 18:10 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo atau akrab disapa Mas Edhie, mengatakan, alat utama sistem persenjataan atau alutsista merupakan peralatan pertahanan negara yang sangat penting.

"Karena kuat tidaknya pertahanan sebuah negara, selain bergantung pada mentalitas, juga kepemilikan alustista mutakhir yang sebagai sebuah sistem pertahanan nasional suatu negara dari serangan asing," kata Edhie kepada wartawan di sela acara Pameran Alutsista menjelang HUT ke-68 TNI di pelataran Monas, Jakarta Pusat, Jumat (4/10).
 
Edhie menegaskan, dengan memperkuat pertahanan melalui pemutakhiran alustita, Indonesia tidak akan dipandang remeh oleh negara-negara di dunia terutama negara tetangga.
 

 
"Untuk menjadi negara kuat, Indonesia harus menguatkan pertahanan melalui peningkatan alutsista, sehingga negara tetangga tidak memandang remeh pada Indonesia. Indonesia harus kuat," tambahnya.
 
Dia menjelaskan, kemandirian militer melalui wujud penggunaan alutsista telah menjadi agenda militer sejak reformasi tahun 1998. Karena hampir 20 tahun alutsista Indonesia tidak diperbaharui, alhasil Indonesia relatif tertinggal dalam teknologi dibandingkan dengan negara tetangga di kawasan Asia Tenggara.
 
Namun saat menyaksikan pameran alustista, Edhie Wibowo mengaku sangat senang. Apalagi sistem persenjataan militer Indonesia sudah bertambah, yakni dengan keberadaan tank Leopard buatan Jerman yang baru saja dibeli oleh pemerintah Indonesia.

"Alustista kita sekarang ini bagus-bagus semua," katanya bangga.
 
Menjawab pertanyaan soal anggaran alustista tahun 2013, Edhie Wibowo menyatakan bahwa KSAD yang sekarang lebih memahami karena kemungkinan ada perubahan dari anggaran itu.
 
Sebelumnya dia pernah mengusulkan pembelian sebanyak 40 unit roket dan peluncurnya dari Brazil, guna menguatkan pertahanan Indonesia.

"Indonesia harus menjadi negara kuat, agar negara tetangga menjadi segan dan takut. Namun untuk menjadi negara kuat,  Indonesia harus bersatu, rukun, dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Jangan membuat konflik sendiri," ujar Pramono Edhie Wibowo.
 

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya