Berita

Kokam Banten Siaga Bahaya Laten Komunis

RABU, 02 OKTOBER 2013 | 08:19 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) dan SAR Pemuda Muhammadiyah Banten menggelar rapat akbar di alun-alun Kota Serang, Banten kemarin. Rapat akbar tersebut untuk merapatkan barisan mengantisipasi bahaya laten komunis, sekaligus memperingati Hari Kesaktian Pancasila yang jatuh setiap 1 Oktober.

Rapat akbar dipimpin Panglima Kokam dan SAR Banten, H Embay Mulyasarif yang bertindak selaku inspektur upacara. Rapat akbar antara lain diikuti Forum Komunikasi Putra-putri Purnawirawan dan Putra-putri TNI/Polri (FKPPI) Banten, Pemuda Panca Marga, Tapak Suci Putra Muhammadiyah, dan gerakan kepanduan Hizbul Wathan.

Embay Mulyasarif mengatakan paham komunis telah memecah belah syariat Islam, karena Islam tidak pernah melakukan terorisme. "Karena itu bukan perilaku Islam, Islam menghargai perbedaan dan keyakinan," kata Embay, Selasa (1/10).


Menurutnya, pencetusnya konsep Pancasila mayoritas beragama Islam. Konsep tersebut menyatukan bangsa Indonesia walaupun ada perbedaan melalui “Bhinekka Tunggal Ika”. “Akan tetapi paham komunis berusaha untuk memecah belah dan berusaha merubah idiologi Pancasila,” katanya.

Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Banten H Hasan Alydrus mengatakan Kokam dan SAR dalam sejarahnya dibentuk untuk menghadang komunisme. Karena itu, kata Hasan, Kokam di Banten harus segera dibentuk melihat bahaya laten komunisme mulai muncul di Banten.

Menurutnya, kewaspadaan terhadap bahaya laten Komunis itu sangat penting, apalagi pada era demokratisasi seperti sekarang ini, yang oleh sebagian orang diklaim sebagai era kebebasan yang membuka peluang setiap orang bebas melakukan apa saja, tanpa mempedulikan orang lain. Setiap orang bebas memutarbalikkan fakta demi kepentingannya.

Era kebebasan yang kebablasan ini, menurutnya, telah dimanfaatkan oleh orang-orang komunis atau simpatisannya untuk menghidupkan kembali ajaran komunisme itu. “Berdasarkan analisis intelijen, telah terbukti adanya proses perubahan bentuk PKI melalui berbagai metamorfosanya,” tandasnya. [zul]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya