Berita

komjen sutarman/net

Hukum

Aktivis Ingatkan Catatan Negatif Calon Kapolri Komjen Sutarman

SELASA, 01 OKTOBER 2013 | 13:15 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Presiden RI telah mengirimkan surat ke DPR RI tentang pengajuan nama Komjen Sutarman sebagai calon tunggal Kapolri. Menariknya, semua partai baik koalisi maupun oposisi, juga para anggota Komisi III DPR, menyambut baik.

"Sebagai elemen masyarakat pro demokrasi dan pemberantasan korupsi maka kami mengajak masyarakat untuk tidak terbuai dan terlena dengan nyayian kor elite tersebut," ujar Sekjen Dewan Pengurus Pusat Gerakan Pemuda Nusantara, Muhamad Adnan, dalam rilisnya kepada wartawan, Selasa (1/10).

Dia ingatkan, rekam jejak Sutarman, baik selama menjabat Kapolda (Kepulauan Riau, Jawa Barat dan Metro Jaya) maupun Kepala Bareskrim, tidak menunjukkan prestasi istimewa. Malah cenderung menunjukan catatan-catatan "hitam" yang perlu ditanggapi kritis.


Pertama, Komjen Sutarman berdiri paling depan membela Irjen Doko Susilo dalam kasus korupsi Korlantas Polri, menutupi kasus korupsi besar yang diusut KPK yang aliran dananya terindikasi menyentuh level bintang tiga bahkan empat. Jadi, komitmen Sutarman pada pemberantasan korupsi dan dukungan terhadap KPK patut dipertanyakan.

Kedua, tidak ada kemajuan dalam kasus korupsi besar yang ditangani Bareskrim dan melibatkan tokoh besar, seperti kasus korupsi Alat Kesehatan yang melibatkan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Siti Fadilah Supari.

Ketiga, penanganan korupsi tender plat nomor kendaraan bermotor triliunan rupiah di Korlantas tak jelas dan Bareskrim menolak ditangani KPK. Keempat, kasus surat palsu politisi Demokrat Andi Nurpati (mantan anggota KPU) di Mahkamah Konstitusi yang dilaporkan Ketua Mahkamah Konstitusi saat itu, Mahfud MD, terkesan ditutupi.

"Dengan rekam jejak seperti ini maka kami memandang pencalonan Komjen Sutarman ini adalah untuk melindungi orang-orang bermasalah di pusat kekuasaan, pengamanan kepentingan rezim di pemilu  dan melindungi kasus korupsi besar di kepolisian," terangnya. [ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya