Pemberian peci Gus Dur kepada Joko Widodo oleh keluarga Gus Dur pada Hari Lahir ke-9 Wahid Institute, Kamis lalu, jadi isu politik yang hangat. Apalagi, Wakil Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Malik Haramain, menyatakan pemberian peci itu tak mewakili suara dukungan warga Nahdlatul Ulama.
Ketua DPP Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP), Irfan Riza, lewat rilis yang dikirimkan ke redaksi (Selasa, 1/10), menyatakan bahwa tafsiran dari Malik Haramain itu salah.
"Terlalu naif kalau pemberian peci ditafsirkan sebagai dukungan. Yang benar, simbol nilai bahwa perjuangan Gus Dur kini diteruskan oleh seorang bernama Jokowi,†ujar Irfan, yang mengaku 'Gusdurian'.
Sangat naif juga, lanjut dia, jika Wasekjen PKB menganggap Gus Dur hanya sebagai milik PKB. Gus Dur sama seperti Soekarno yang bukan hanya milik PDIP, tetapi milik semua bangsa.
"Lagipula, apakah pantas PKB sekarang dianggap mewarisi nilai Gus Dur?" gugatnya.
Apakah PKB yang meninggalkan Gus Dur, atau Gus Dur yang meninggalkan PKB, menurut Irfan Riza bukan sesuatu yang perlu dijawab. Tinggal melihat nilai yang dianut oleh PKB sekarang apakah sesuai dengan harapan Gus Dur atau tidak.
"Kalau bagi Gusdurian seperti saya, siapa saja yang menghilangkan jejak Gus Dur, sama dengan menghilangkan nilai-nilai Gus Dur. Sehingga PKB sekarang tidak bisa mengklaim mewarisi Gus Dur. Klaim demikian akan mengundang banyak keberatan," ujarnya.
[ald]