Berita

ade armando/net

Politik

Tim Gita Wirjawan: Iklan Kementerian Perdagangan Proyek Lama

SENIN, 23 SEPTEMBER 2013 | 18:33 WIB | LAPORAN: MUHAMMAD Q RUSYDAN

Koordinator media tim pemenangan Gita Wirjawan untuk konvensi capres Partai Demokrat, Ade Armando, memberikan penjelasan terkait laporan Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) mengenai dugaan penggunaan anggaran negara untuk kampanye calon presiden oleh Menteri Perdagangan Gita Wirjawan.

Ade menyatakan apresiasi atas laporan dari Lima Indonesia. Namun dia menjelaskan bahwa iklan Kementerian Perdagangan yang menampilkan wajah Gita tidak ada kaitannya dengan konvensi.

"Dalam hal ini apa yang dilakukan Kemendag tidak ada kaitannya dengan konvensi," ujar Ade di Wisma Kodel, Kuningan, Jakarta, Senin (23/09).


"Ini proyek lama Kemendag yang karena lambatnya birokrasi jadi baru keluar bulan Juni. Harusnya lebih awal lagi," imbuhnya.

Ia menduga pemantauan yang dilakukan Lima Indonesia mungkin saja baru dilakukan beberapa waktu terakhir.

"Kemunculan iklan sudah mulai dari Juni. Iklan itu ingin dihabiskan pada bulan Agustus, tapi saat Ramadhan penuh iklan. Jadi iklan dari Kemendag baru bisa masuk sekarang," jelas Ade.

Ade juga menjelaskan, tekanan agar mencabut iklan itu sangat tidak mungkin untuk direalisasikan.

"Kalau ingin dicabut, jawabannya ada di Kemendag dan ada peraturan mengenai disiplin anggaran yang jika tidak dilakukan bisa kena masalah oleh BPK," tandas Ade.

Selain dikritik oleh Lima Indonesia, Direktur Investigasi dan Advokasi FITRA, Uchok Sky Khadafi, juga menyampaikan kegeramannya atas iklan Kemendag. Menurut Uchok, ada nuansa ironi selain pemborosan uang negara. Ironi itu karena dengan dana puluhan miliar publik diajak mencintai produk Indonesia. Di sisi lain, pemerintah, khususnya Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, justru tidak melindungi produk dalam negeri.

Menurut dia, produksi dalam negeri sudah mati dibunuh produk luar negeri lantaran ideologi pasar bebas yang diadopsi Indonesia. Pemerintah membuka produk impor selebar-lebarnya tanpa ada proteksi dari pemerintah terhadap produk dalam negeri.

"Jadi, iklan mengajak masyarakat untuk cinta kepada produk dalam negeri tidak relevan, dan berbau kampanye jelang tahun 2014," kata Uchok kepada wartawan lewat pernyataan tertulis yang diterima redaksi (Sabtu, 21/9). [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya