Berita

dok. Mount elizabeth

Kesehatan

Terapi Deep Brain Stimulation, Memudahkan Hidup Penderita Parkinson

SENIN, 23 SEPTEMBER 2013 | 15:16 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Data Parkinson’s Disease Foundation memperkirakan 7-10 juta orang di seluruh dunia hidup dengan penyakit Parkinson. Mayoritas penyakit ini diderita oleh orang lanjut usia. Walau begitu, sekitar 4 persen orang yang terkena Parkinson didiagnosis sebelum usia 50 tahun. Setiap satu dari 100 orang di atas usia 60 terkena penyakit ini. Dan, pria satu setengah kali lebih mungkin terkena Parkinson dibandingkan wanita.

Penyakit parkinson telah mengubah hidup dua figur populer, Michael J. Fox dan Mohammad Ali. Mereka menderita penyakit yang mempengaruhi kondisi pergerakan tubuh dan keseimbangan otot yang menyebabkan tremor atau gemetar dan berkedut.

Ahli bedah syaraf dari Mount Elizabeth Novena Hospital Singapore, Dr John Thomas, mengungkapkan gejala awal penyakit parkinson masih bisa diatasi dengan mengkonsumsi obat-obatan. Namun seiring dengan meningkatnya intensitas gejala yang timbul, obat tersebut berhenti bekerja dan menyebabkan kondisi pasien semakin tidak berdaya. Untuk itu diperlukan terapi Deep Brain Stimulation (DBS).


Terapi ini sering disebut sebagai batas baru dalam manajemen pengelolaan kondisi otak. Kabel DBS dipasang di otak berfungsi sebagai perangkat medis yang mengirimkan impuls listrik ke bagian tertentu dari otak. Impuls dapat dikalibrasi untuk meringankan gerakan tersentak-sentak dan tidak terkendali yang berhubungan dengan Parkinson. Walaupun terapi DBS tidak menyembuhkan parkinson, namun terapi ini membantu mengelola dampak parkinson secara signifikan dan meningkatkan mobilitas dan juga kualitas hidup pasien.

"Dengan adanya terapi ini, merupakan kabar menggembirakan sekaligus melegakan bagi penderita parkinson setelah mendapati fakta bahwa pengobatan yang selama ini mereka jalani berhenti bekerja" terang dokter yang menjabat sebagai Medical Director pada Immanuel Centre for Neurosurgery, Mount Elizabeth Medical Centre.

Umumnya, penderita parkinson stadium tiga yaitu mereka yang telah mengidap penyakit ini selama kurang lebih lima tahun, memiliki respon yang baik terhadap terapi DBS ini. Yang perlu diketahui tentang DBS adalah pasien yang akan menjalani terapi DBS menerima anestesi lokal sehingga mereka tersadar selama menjalani seluruh prosedur terapi.

Hal ini memungkinkannya untuk memberikan umpan balik langsung selama operasi dilakukan dan membantu ahli bedah menentukan lokasi yang tepat dari kawat implan untuk menghasilkan hasil yang optimal. Beberapa pasien yang telah menjalani DBS mengaku bahwa efek yang mereka dapat setelah menjalani terapi ini sangat luar biasa. Akibat perubahan signifikan yang dia alami karena lebih mudah menggerakkan tubuhnya, mereka juga lebih mudah dalam mengontrol percakapannya sendiri.

"Walaupun bukan termasuk penyakit yang mematikan, namun parkinson merupakan penyakit yang bisa merubah secara drastis kehidupan seseorang. Penderita parkinson menggambarkan penyakit ini sebagai sebuah jebakan dalam tubuh, yang tidak bisa mereka kendalikan. Dengan adanya DBS, menawarkan mereka harapan untuk merebut kembali kemerdekaan hidup mereka," tutup Dr Thomas. [ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya