Berita

foto: antara

Nusantara

Pengungsi Sinabung di Luar Radius 3 KM Boleh Pulang

SABTU, 21 SEPTEMBER 2013 | 14:06 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Jumlah pengungsi Gunung Sinabung mulai berkurang. Jika sebelumnya jumlah pengungsi mencapai 17.378 jiwa, maka pada penghitungan pukul 18.00 WIB Jumat kemarin (20/9), berkurang menjadi 12.322 jiwa di 24 pos pengungsian.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi telah menetapkan tidak boleh ada aktivitas masyarakat di radius 3 km, khususnya di daerah kawasan rawan bencana (KRB) III. Ada lima desa yang warganya diharuskan mengungsi yaitu Desa Simacem, Bekerah, Sigarang-garang, Kutagunggung, dan Sukameriah.

"Bagi pengungsi yang tinggal di luar dari radius 3 km boleh pulang ke rumah masing-masing," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam rilis yang dikirimkannya, Sabtu (21/9) .


Kepala BNPB, Syamsul Maarif, telah berkunjung ke Sinabung dan melakukan koordinasi dengan berbagai pihak. Dialog dengan pengungsi dilakukan guna memahami kebutuhan pengungsi. BNPB akan mengirim bantuan, seperti makanan siap saji 1.500 paket dan tenda 200 unit serta bantuan lainnya.

Sutopo katakan, operasi hujan buatan akan dilakukan guna membersihkan abu vulkanis dan pasir. Bantuan bibit pertanian akan diberikan bekerjasama dengan Kementerian Pertanian.

"Kebutuhan mendesak saat ini adalah sapu, sikat dan alat-alat untuk memberihkan material gunungapi di rumah penduduk. Kebutuhan dasar pengungsi hingga saat ini masih terpenuhi," terangnya.

Sedianya, masa tanggap darurat akan berakhir Minggu besok (22/9). Namun, saat ini sedang dievaluasi dan kemungkinan akan diperpanjang sesuai kebutuhan karena pengungsi masih memerlukan penanganan.

Sebagian besar warga mengungsi karena trauma letusan 2010 lalu. Warga juga takut karena beredarnya sms berantai yang menyesatkan yang berisi Gunung Sinabung akan meletus hebat berdasarkan prediksi BMKG. Padahal kegunungapian bukan ditangani BMKG tetapi PVMBG. Selain itu warga tidak punya banyak pengalaman mengenai G. Sinabung yang selama 400 tahun sebelumnya tidak aktif, dan tiba-tiba meletus pada 2010 .

"Untuk itu sosialisasi perlu dilakukan terus menerus. Warga diimbau tidak percaya dengan SMS yang menyesatkan tersebut," tandasnya. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya