Berita

foto: net

Politik

Situasi Saat Ini Tidak Pantas Disikapi dengan Golput

SABTU, 21 SEPTEMBER 2013 | 12:20 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Solusi persoalan di Indonesia sekarang ini tak cukup lagi disikapi dengan pilihan untuk menjadi "golput" atau memilih untuk tidak memilih dalam pemilu. Golput dianggap hanya menguntungkan pihak yang bisa memanipulasi opini publik.

Demikian benang merah yang mengemuka dalam dialog Relawan Jokowi dengan aktivis dan budayawan Surabaya, Sabtu (21/9) seperti tertulis dalam rilis yang dikirimkan Media Center Relawan Jokowi. Dialog diselenggarakan di sela-sela Festival Tunjungan, 19-22 September 2013. Festival diawali dengan pementasan teater monolog di Hotel Majapahit, Kamis malam lalu (19/9).

Sekretaris Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI) Surabaya, Indra Indra Bagus Sasmito, mengatakan, Rakyat harus melawan imperialisme domestik. Aktivis lainnya, Herry A Sugianto, menambahkan, rakyat sudah lama teraniaya. Sedangkan, aktivis Sirruhu Al Farouq, mempertanyakan kerusakan sistem yang membuat produk pertanian tidak punya daya saing. Harga beras di Indonesia lebih mahal dari sejumlah negara ASEAN.


Sedangkan Ketua DPP Relawan Jokowi, Ferry Alfiand Tjung Phin, mengungkapkan, ongkos angkut barang dari Surabaya ke Jakarta jauh lebih mahal dari ongkos Surabaya ke RRC. Ongkos barang Surabaya-Jakarta juga lebih mahal Warsawa (Polandia) ke Berlin (Jerman). Upah buruh di RRC bisa rendah, karena perumahan, kesehatan dan pendidikan, infrastruktur menjadi tanggungan pemerintah.

"Maka harus ada perubahan. Partisipasi kita tak cukup lagi dengan golput," katanya.

Ferry pun menjelaskan, ide dasar Relawan Jokowi adalah perubahan, bukan bermula dari fanatisme Jokowi.

"Kami adalah nasionalis yang berserakan. Tapi kalau disebut sebagai kalangan golput yang melembaga, tidak salah juga," katanya.

Dialog menyimpulkan, kondisi yang kini sangat parah perlu perubahan. Para pemuka masyarakat tak bisa lagi menyerahkan nasib bangsa kepada politisi semata. Rakyat harus semakin berdaulat, melalui pilihan politik. [ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya