Berita

hatta rajasa/net

Bisnis

Hatta Rajasa: Kalau Beli Batik Jangan Menawar

JUMAT, 20 SEPTEMBER 2013 | 19:23 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

  Menko bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, menyambut permintaan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, untuk membeli batik Pekalongan, Jawa Tengah.

Dalam akhir sambutannya saat membuka workshop "Praktik Baik: Kebijakan Inovatif untuk Mempercepat dan Memperluas Pembangunan Ekonomi di Daerah Otonom", di Grand Mandarin Hotel, Pekalongan, Jawa Tengah, Jumat (20/9), Hatta mengajak ribuan peserta dari Jakarta, Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, ramai-ramai berbelanja Batik Pekalongan.

"Kepada sahabat saya yang hari ini kumpul, nanti pulang mari kita ramai-ramai mengikuti perintah Pak Gubernur (Ganjar Pranowo) membeli Batik Pekalongan. Batik Pekalongan sangat dahsyat," ujar Hatta disambut tepuk tangan meriah hadirin.


Hatta menjelaskan, setelah Batik Indonesia resmi diakui UNESCO sebagai Budaya Tak-benda Warisan Manusia (Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009, sekaligus merupakan pengakuan internasional terhadap salah satu mata budaya Indonesia, maka warisan ini harus dijaga dan dilestarikan.

"Ingat Batik Indonesia ditetapkan warisan sejarah oleh UNESCO, kalau enggak dirawat bisa dicabut lagi nanti," ungkapnya.

Kata Hatta, batik adalah selembar kain namun memiliki imajinasi dan kreativitas yang luar biasa.

"Sebab itu, kalau membeli jangan menawar," ucapnya disambut tepuk tangan meriah lagi.

Hatta membeberkan kenapa kalau membeli batik tidak boleh menawar. Menurut dia, harga tiap helai batik belum menghitung ongkos kreatifnya. Yang dihitung baru tenaga kerja, pewarna dan kain.

"Sang pembatik belum menghitung kreativitasnya. Yang mahal itu adalah kreatifnya, maka kita jangan menawar untuk menghargai inovasi dalam selembar batik," terangnya.

"Batik ini adalah wajah bangsa kita. Di dalamnya terkandung makna dan ada sesuatu yang ingin diceritakan pembatik," tandasnya. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya