Berita

Nusantara

Kecurangan di Pilgub Jatim Sama Seperti Rezim Orba

KAMIS, 12 SEPTEMBER 2013 | 16:11 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Langkah pasangan Khofifah Indar Parawansa-Herman S Sumawiredja (berkah) membawa sengketa Pilgub Jatim ke Mahkamah Konstitusi (MK) dinilai tepat. Pasalnya, Pilgub Jatim 29 lalu diwarnai pelanggaran dan kecurangan yang terjadi merata di Jawa Timur.

"Di permukaan, pelaksanaan pilgub Jatim lalu berlangsung aman. Tapi manipulasi terjadi dimana-mana. Maka wajar bila ada pasangan yang menggugat lewat Mahkamah Konstitusi," kata Ketua Korps PMII Jawa Timur, Athik Hidayatul Ummah, melaui keterangan pers yang diterima redaksi, Kamis (12/8).

Menurutnya, laporan dari semua daerah menunjukkan, modus kecurangan pada Pilgub kali ini bermacam-macam. Parahnya, kecurangan itu melibatkan birokrasi dan para penyelenggara Pemilu. Untuk itu, kalau ingin demokrasi di Jatim membaik, semua harus dibongkar di MK.


"Jika semua pelanggaran dan kecurangan tidak dibongkar, masyarakat akan memandang semua itu menjadi hal yang biasa. Kejahatan politik yang terjadi, lama-lama menjadi hal biasa yang akan dilakukan secara berulang-ulang. Ini berbahaya," jelasnya.

Dikatakannya, meski reformasi sudah berjalan 15 tahun, pola-pola kecurangan lama yang pernah digunakan Orde Baru (Orba), tetap saja ada.

"Hak demokrasi rakyat dipasung sedemikian rupa, sehingga ada pasangan calon yang dirugikan. Pilgub ini mengingatkan kita pada orde baru," jelas peneliti muda asal Paciran, Lamongan ini.

Selain dugaan keterlibatan birokrasi, manipulasi suara dan  penyalahgunaan APBD, bentuk kecurangan lain yang ditemukan, adalah banyaknya pemilih perempuan yang gagal menggunakan hak pilih. Ada modus C6 tidak dibagikan ke pemilih perempuan padahal mereka terdaftar di DPT. Masalah ini terjadi di banyak tempat.

Kasus seperti ini, katanya, sama dengan membajak suara rakyat. Suara mereka seharusnya bisa mengubah Jawa Timur yang lebih baik.

"Sama seperti pilgub 2008 lalu, pembajakan demokrasi masih terjadi. Karena itulah, indek demokrasi Jatim terendah secara nasional," paparnya. [dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya