Berita

foto: net

Bisnis

KRISIS PANGAN

Zaman Soeharto Kedelai Indonesia Melimpah

JUMAT, 06 SEPTEMBER 2013 | 16:10 WIB | LAPORAN:

Petani tak tertarik lagi menanam kedelai. Pasalnya petani kini menyadari urusan harga kedelai dikuasai kartel importir kedelai.

Demikian dikatakan Wakil Ketua Komisi IV DPR Firman Subagyo ketika berbicara dalam talk show DPD RI tentang "Menjaga Ketahanan Pangan", Jumat (6/9).

Menurut politisi Golkar ini petani kedelai kini banyak yang beralih menanam jagung hibrida yang memberikan keuntungan lebih besar.


Masa keemasan petani kedelai, sambungnya, terjadi pada tahun 1992. Kala Soeharto masih menjabat presiden, Indonesia memiliki lahan yang ditanami kedelai seluas 1.700 hektar. Kini luas lahan kedelai semakin menyusut menjadi hanya 600 hektar.

"Dulu kedelai kita surplus," ujar Firman sambil menambahkan saat ini kekurangan kedelai menjadi lahan baru bagi kartel untuk merajai impor.

Baru-baru ini Menteri Perdagangan Gita Wirjawab menjelaskan bahwa kenaikan harga kedelai bukan karena ulah kartel, namun akibat nilai tukar rupiah melemah dan harga kedelai impor dari Amerika Serikat memang sedang tinggi.

Sementara anggota Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) Munrokhim Misanam beberapa waktu lalu mengatakan pihaknya menemukan indikasi gejolak harga kedelai akibat praktik kartel impor.

Indikasi itu dapat dilihat dari penjelasan tentang jumlah stok kedelai yang tidak sama antara data yang dilaporkan Kementerian Perdagangan dan data yang dilaporkan importir.

"Kita belum tahu (siapa pelakunya). Akan didalami dulu biar jalan prosesnya, dan akan menjadi titik masuk bagi kita untuk melakukan kroscek," ujar Munrokhim. [rus]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya