Berita

foto: net

Bisnis

Harga Kedelai Naik, Pengusaha Tempe Bangkrut

JUMAT, 06 SEPTEMBER 2013 | 14:24 WIB | LAPORAN:

Kenaikan harga kedelai sepekan terakhir menyebabkan beberapa pengusaha tempe menghentikan produksi. Mereka tidak bisa menjual tempe dengan harga tinggi.
 
"Sementara waktu kami terpaksa menghentikan produksi. Harga kedelai sudah tidak imbang dengan harga tempe. Pedagang eceran sudah tidak mau lagi menerima," ujar Tarmini,, salah seorang pengusaha tempe di Desa Lampeng, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (6/9).
 
Harga kedelai impor di pasaran Majenang saat ini mencapai Rp 9.600 per kilogram. Naik Rp 300 dibanding pekan lalu. Biasanya, Tarmini memproduksi tempe dengan menghabiskan sekitar 1,2 kuintal kedelai per hari. Karena harga kedelai terus naik, ia terpaksa meliburkan enam karyawannya.
 

 
Tempe mendoan kecil saat ini dijual dengan harga Rp 200, sedangkan tempe blok dijual dengan harga Rp 2.000. Menurut Tarmini, harga tersebut sudah batas maksimum yang bisa diterima pasar.
 
Sebelumnya, tempe mendoan kecil dijual dengan harga Rp 140, sedangkan tempe blok dijual dengan harga Rp 1.500.
 
"Kalau harga tempe Rp 7.600 kami masih bisa mengambil untung. Saat harga kisaran di bawah Rp 9.000 kami juga masih bertahan. Tapi di atas Rp 9.000 kami sudah impas, hanya pas untuk ongkos karyawan," jelasnya.
 
Efek kenaikan harga kedelai juga dirasakan Dayat, pengusaha tempe di desa yang sama. Dayat mengaku terpaksa meliburkan beberapa karyawan dalam rangka pengurangan produksi.
 
"Produksi kami sekitar dua kuintal per hari. Tapi sekarang kami hanya memproduksi satu kuintal saja," jelas Dayat.
 
Dayat mengaku tetap berproduksi untuk mempertahankan langganannya. Dia khawatir jika berhenti total langganannya akan berpindah produsen.
 
"Mudah-mudahan kedelai turun, sehingga kami bisa berproduksi normal," tuturnya. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya