Berita

ilustrasi, kenaikan tarif dasar listrik

Bisnis

Listrik Masih Byar Pet, Kok Tarifnya Mau Dikerek Lagi

Antisipasi Lonjakan Harga Minyak 2014
JUMAT, 06 SEPTEMBER 2013 | 09:47 WIB

Pemerintah kembali mengusulkan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) tahun depan. Padahal, tahun ini saja PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sudah menaikkan  tarif 15 persen. Apalagi pelayanan PLN juga memble karena listrik masih sering byar-pet.

“Memang ini belum dibahas lebih rinci, namun tahun depan akan ada lagi kenaikan tarif listrik,” kata Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik di Jakarta, kemarin.

Wacik menegaskan, kenaikan TDL diutamakan untuk golongan-golongan tertentu saja. Maksudnya adalah golongan orang kaya yang seharusnya tidak disubsidi. Jadi golongan ini yang akan dinaikkan tarif listriknya.


“Ini untuk golongan orang kaya yang banyak pakai listrik dan seharusnya sudah mampu tidak perlu disubsidi,” kata Wacik.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman mengatakan, kenaikan TDL hanya untuk golongan mampu dan pusat perbelanjaan.

“Kenaikan tarif terutama untuk orang-orang kaya, mall dan pelanggan rumah tangga dengan daya besar yang konsumtif. Jadi tidak semuanya,” katanya.

Jarman juga mengatakan, TDL untuk kalangan industri tidak mengalami kenaikan karena memberikan multiplier effect yang besar. Walaupun 25 persen subsidi listrik tahun ini sebesar Rp 86 triliun diserap industri.

“Intinya orang-orang kaya yang tidak perlu disubsidi, tidak perlu lagi diberi pemerintah subsidi listrik,” tukas Jarman.

Untuk diketahui, empat golongan yang diusulkan naik tarifnya adalah golongan pelanggan Rumah Tangga Besar (R03 daya 6.600 VA ke atas), golongan pelanggan Bisnis Menengah (B-2 daya 6.600 VA sampai dengan 200 kVA), golongan pelanggan Bisnis Besar (B-3 daya di atas 200 kVA) dan golongan pelanggan Kantor Pemerintah Sedang (P-1 daya 6.600 VA sampai dengan 200 kVA).

Jarman bilang, mekanisme TDL untuk golongan kaya bakal dibuat seperti harga pertamax, yaitu naik-turun menyesuaikan kenaikan harga minyak dunia.

“Nanti tarifnya seperti bensin pertamax, ketika harga minyak naik, kurs rupiah naik, maka tarif listriknya naik. Tetapi kalau minyak turun, kurs jeblok ya tarifnya turun,” jelasnya.

Dia menjelaskan, penerapan tarif listrik seperti bensin pertamax ini, karena pemerintah akan mengkaitkan TDL untuk beberapa golongan dengan harga minyak dan kurs rupiah terhadap dolar AS.

“Tarifnya akan dikaitkan ICP (Indonesia Crude Price), kurs, dan inflasi. Apabila ada perubahan indikator makro ekonomi tersebut, maka akan mempengaruhi tarif listrik. Intinya untuk tarif listrik orang kaya bisa naik dan bisa turun,” tandas Jarman.

Direktur Eksekutif Indonesia Monitoring Centre (IMC) Supriansa menyayangkan rencana kenaikan TDL tahun depan. “Listrik masih sering byar-pet kok tarifnya maun dinaikkan lagi,” sentil Surpiansa.  [Harian Rakyat Merdeka]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya