Berita

siti zuhro/net

Politik

Pakar Politik: Cara yang Tak Elok Masih Mewarnai Konvensi Demokrat

SABTU, 31 AGUSTUS 2013 | 10:48 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Sebetulnya, model konvensi penjaringan calon presiden yang diadopsi Partai Demokrat sangat positif bagi perkembangan demokrasi. Hal itu juga merupakan bagian penting dari reformasi parpol. Diharapkan, semua parpol melaksanakan konvensi untuk Pilpres 2019 dengan cara yang benar-benar transparan dan adil.

Menurut pakar politik LIPI, Siti Zuhro, konvensi penjaringan capres adalah pembelajaran demokrasi yang baik bagi parpol dan bagi rakyat. Konvensi mengembalikan fungsi esensial dari partai sebagai pilar demokrasi dan untuk memotong mata rantai oligarki partai.

"Konvensi menyaring kader terbaik yang pada prinsipnya bottom up atau dari bawah. Maka, kompetisi yang digulingkan demokrasi itu harus dikelola secara memadai. Itulah positifnya," kata profesor tersebut saat berbicara dalam diskusi "Konvensi, Audisi Penuh Teka Teki" di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (31/8).


Lalu, apa pandangannya terhadap konvensi ala Partai Demokrat? Menurut dia, konvensi di Indonesia merupakan hal baru dan proses learning by doing yang tak mudah. Di Demokrat, konvensi yang tadinya dijanjikan terbuka kini sudah terlihat jadi semi-terbuka. Pertanyaan besarnya adalah sejauh mana konsistensi Partai Demokrat

"Atas dasar apa 15 orang (calon peserta) diundang? Itu kan sangat sepihak namanya. Kalau dibilang melibatkan masyarakat, ini sesuatu yang selalu dipertanyakan publik. Tentu jangan sampai ada ketidakkonsistenan karena distorsi," ujarnya.

Dia pun mengkritik cara Demokrat yang mengambil kader dari parpol lain, seperti Jusuf Kalla (Golkar) dan Rustriningsih (PDI Perjuangan). Hal itu disebutnya "tak elok". Idealnya, Demokrat mengundang tokoh-tokoh terbaik yang tidak punya "rumah politik".

"Kalau itu (mengundang tokoh independen) dilakukan maka kita salut. Karena calon independen tak punya pilihan lain selain dipinang parpol," tambahnya.

Transparansi dan akuntabilitas menjadi isu yang sangat krusial dan harus dijawab Partai Demokrat. Karena sejauh ini, kesannya, 15 orang yang diundang itu adalah pilihan Ketua Majelis Tinggi sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat, SBY.  [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Cetak Rekor 4 Hari Beruntun! Emas Antam Nyaris Tembus Rp2,6 Juta per Gram

Rabu, 24 Desember 2025 | 10:13

Saham AYAM dan BULL Masuk Radar UMA

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:55

Legislator PKB Apresiasi Langkah Tegas KBRI London Laporkan Bonnie Blue

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:44

Prabowo Bahas Kampung Haji dengan Sejumlah Menteri di Hambalang

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:32

Pejabat Jangan Alergi Dikritik

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:31

Saleh Daulay Dukung Prabowo Bentuk Tim Arsitektur Perkotaan

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:26

Ribuan Petugas DLH Diterjunkan Jaga Kebersihan saat Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:21

Bursa Asia Bergerak Variatif Jelang Libur Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13

Satu Hati untuk Sumatera: Gerak Cepat BNI & BUMN Peduli Pulihkan Asa Warga

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:04

Harga Minyak Naik Jelang Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya