Berita

FOTO:NET

Dunia

PBB Harus Segera Intervensi Suriah

SELASA, 27 AGUSTUS 2013 | 17:41 WIB | LAPORAN: MUHAMMAD Q RUSYDAN

Baik kelompok pemberontak dan pasukan pemerintah saling menuduh pihak lain menggunakan senjata kimia selama konflik yang sudah berlangsung dua tahun lebih di Suriah.

Meski begitu, ada kemungkinan besar bahwa serangan mematikan itu justru dilancarkan oleh pihak rezim Bashar Al-Assad untuk memukul mundur pasukan pemberontak.

Demikian dinyatakan pengamat politik Timur Tengah yang juga dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ali Munhanif yang ditemui seusai acara public lecture di FISIP UIN, Jakarta, Selasa (27/8).


Ia menyadari memang tidak mudah untuk mengetahui soal kebenaran penggunaan senjata kimia oleh pihak pemerintah. Apalagi sampai saat ini rezim Assad tidak mengakuinya. Namun ada yang menarik dari komentar yang dilontarkan negara sekutu Suriah, Iran soal penggunaan senjata berbahaya itu.

"Iran sudah mengatakan terjadi penggunaan senjata kimia di Suriah. Boleh jadi sinyal yang diberikan Iran itu adalah tanda untuk membuka diri bagi dibuatnya untuk diplomasi internasional mencari siapa pengguna senjata itu," ujar Ali.

Menurutnya, jika dibandingkan secara kekuatan militer, maka tidak mungkin pihak oposisi menggunakan senjata kimia.

"Kelompok oposisi paling jauh hanya dapat senjata dibagi oleh militer yang membelot, tapi senjata kimia sejauh ini hanya dimiliki oleh rezim Assad.  itu memberi pintu bagi kita untuk terus mempersoalkan ini sebagai landasan intervensi internsional," jelasnya lagi.

Hal ini mestinya menjadi landasan intervensi internasional, khususnya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), agar korban di Suriah tidak terus berjatuhan.

"Tidak mungkin solusi Suriah itu tanpa melalui intervensi, semakin kita lama menunggu intervensi akan semakin banyak korban. PBB juga akan dianggap tidak kompeten, tapi menuju ke sana urutan politiknya harus dibuat," demikian Ali.[wid]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

UPDATE

Denny Indrayana Ingatkan Konsekuensi Putusan MKMK dalam Kasus Arsul Sani

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:30

HAPPI Dorong Regulasi Sempadan Pantai Naik Jadi PP

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:22

Pembentukan Raperda Penyelenggaraan Pasar Libatkan Masyarakat

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:04

Ijazah Asli Jokowi Sama seperti Postingan Dian Sandi

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:38

Inovasi Jadi Kunci Hadapi Masalah Narkoba

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:12

DPR: Jangan Kasih Ruang Pelaku Ujaran Kebencian!

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:06

Korban Meninggal Banjir Sumatera Jadi 1.030 Jiwa, 206 Hilang

Senin, 15 Desember 2025 | 23:34

Bencana Sumatera, Telaah Konstitusi dan Sustainability

Senin, 15 Desember 2025 | 23:34

PB HMI Tegaskan Putusan PTUN terkait Suhartoyo Wajib Ditaati

Senin, 15 Desember 2025 | 23:10

Yaqut Cholil Masih Saja Diagendakan Diperiksa KPK

Senin, 15 Desember 2025 | 23:07

Selengkapnya