Berita

ilustrasi/net

Brazil Cadangkan Penjualan Minyak untuk Pendidikan dan Kesehatan

SELASA, 20 AGUSTUS 2013 | 10:47 WIB | LAPORAN: MUHAMMAD Q RUSYDAN

. Presiden Brazil, Dilma Rousseff, memuji berjalannya hukum yang menetapkan adanya cadangan dana dari royalti minyak untuk sektor pendidikan dan kesehatan.

"Bagi saya dan pemerintahan saya, pendidikan adalah bagian penting untuk mentransformasi Brazil menjadi negara hebat, pendidikan juga yang bisa membebaskan masyarakat kita dari kemiskinan" ujar Rousseff seperti dilansir dari AFP, Selasa (20/08).

Rousseff menyatakan jika kebijakan itu menjadi kemenangan bersejarah bagi Brazil. Bulan Juni lalu memang marak terjadi demonstrasi menentang dihelatnya ajang Piala Konfederasi saat itu dan Piala Dunia pada 2014 mendatang. Para demonstran meminta agar pemerintah bisa menggelontorkan dana lebih banyak untuk sektor pendidikan, kesehatan dan transportasi.


Sebagai bentuk respons konkret terhadap protes saat itu, kongres meloloskan kebijakan untuk mencadangkan 75 persen dari royalti minyak untuk pendidikan dan 25 persen untuk sektor kesehatan.

Sekitar 800 juta dollar Amerika dari royalti minyak diharapkan mulai bisa masuk ke anggaran negara pada tahun depan untuk kedua sektor itu. Royalti itu akan didapat dari sejumlah ladang minyak lepas pantai dan dikabarkan bisa menghasilkan royalti 150 sampai 300 miliar dollar Amerika untuk 35 tahun mendatang. [ysa]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya