Departemen Imigrasi dan Kewarganegaraan Australia mengirim kelompok kedua sebanyak 39 pencari suaka ke Papua Nugini sesuai dengan pengaturan pemukiman kawasan, hari ini.
"Pengiriman ke Pulau Manus yang terbaru ini memberi pesan bahwa usaha naik perahu ke Australia bukanlah cara untuk memperoleh izin tetap tinggal di Australia," ujar Jurubicara Departeman Imigrasi, seperti tertulis dalam siaran media yang diterima redaksi, Jumat (2/8).
Di bawah pengaturan, sesuai dengan kesepakatan baru yang ditandatangani Australia dengan PNG, pendatang gelap akan dikirim ke PNG untuk menjalani penilaian dan bila dinyatakan sebagai pengungsi akan dimukimkan di sana.
"Orang yang dinilai bukan sebagai pengungsi tulen akan dikembalikan ke negara asal mereka atau ke negara di mana mereka mempunyai hak tinggal, atau ditahan di fasilitas transit," tutur Jurubicara itu.
Kelompok pencari suaka yang berjumlah 39 pria Iran tersebut diberangkatkan ke PNG dengan penerbangan carter dan
dikawal Polisi Federal Australia, staf Departemen Imigrasi dan Kewarganegaraan, para penterjemah dan staf medis. Mereka diberangkatkan dari Pulau Christmas kemarin sore, dan mendarat di Provinsi Manus hari ini, di mana mereka akan ditampung sambil menunggu klaim suaka mereka diproses oleh Pemerintah PNG.
"Pengiriman ini pastilah menunjukkan tekad bulatnya Australia, sejak Juli 19, biar bagaimanapun tempat tibanya di Australia pencari suaka naik perahu akan dikirim ke Papua Nugini," ujar Jurubicara tersebut.
Tidak ada batas jumlah orang yang dapat dikirim ke PNG dan pengiriman ini akan terus dilakukan secara berkala. Wanita, anak-anak, termasuk anak-anak yang tanpa disertai keluarganya, akan dikirim setelah pengaturan yang khusus telah terpenuhi. Australia akan bekerja sama dengan PNG untuk memperluas Pusat Pemrosesan Daerah Pulau Manus, serta mempertimbangkan pembangunan pusat-pusat pemrosesan daerah lain di Papua Nugini.
"Bila orang membeli tiket dari penyelundup manusia dengan menghabiskan beribu ribu dollar, mereka sebenarnya tidak membeli tiket ke Australia, akan tetapi malahan negara lain," Jurubicara menambahkan.
[dem]