Berita

presiden sby/net

Soal Isu Penyadapan ke SBY, BIN harus Konfirmasi ke CIA

KAMIS, 01 AGUSTUS 2013 | 22:23 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Penyadapan sangat mungkin dilakukan secarfa teknologis. Karena itu, dalam perkembangan teknologi yang pesat seperti sekarang, pencurian informasi dari pihak lawan sangat terbukadilakukan oleh negara-negara super maju seperti  AS dan Inggris.

Kalau penyadapan dilakukan, Pemerintah AS dan Inggris kerap mengatakan Dinas Intelijen beroperasi secara independen di luar kontrol. Hal itu karena watak AS dan Inggris sebagai  imperialis, tidak bisa dipercaya dan sikapnya sebagai manipulator tidak berubah, karena ternyata Pemerintah menggunakan informasi curian tersebut.

"Sehingga masalah inilah yang serbenarnya dapat diangkat sebagai alasan Pemerintah meminta klarifikasi atas isu penyadapan ini," ujar mantan Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara, Letjen Purn HM Soedibyo dalam keterangannya (Kamis, 1/8).


Makanya, dia menambahkan, apabila disebutkan whistle blower informasi tersebut adalah Edward Snowden, ada kemungkinan isu penyadapan dalam rangka pengkhianatan maksimal kepada AS oleh mantan anggota CIA yang sekarang berlindung di Rusia tersebut. “Sampai sekarang belum disebutkan apa motif pengkhianatan Edward Snowden kepada CIA,” tegas Soedibyo.

Tetapi ada kemungkinan isu penyadapan ini justru rekayasa CIA dalam rangka memburu dan menghabisi nyawanya dengan menciptakan kebencian. Karena jelas Edward Snowden terlibat dalam aksi penyadapan tersebut.

“CIA dapat mengatakan penyadapan yang dilakukan Snowden terhadap beberapa Kepala Negara Asia adalah inisiatifnya sendiri bukan perintah Direktur CIA,” cetus  Soedibyo sambil menyarankan, dalam rangka memastikan apakah bernar-benar terjadi penyadapan atau tidak BIN harus melakukan konfirmasi kepada CIA.

Diberitakan media Australia, saat bersama delegasi Indonesia hendak melakukan kunjungan ke London dalam acara G-20, Presiden SBY disadap. Penyadapan berkaitan dengan posisi Australia di dewan keamanan PBB.

Kepala BIN, Marciano Norman, menyebut ada pria berinisial ES dalam kasus penyadapan Presiden SBY tersebut.

"Satu hal yang harus kita pahami bahwa sumber berita itu yang namanya ES yang sekarang ada di salah satu negara pelariannya, jangan dianggap akurat 100 persen," kata Marciano Norman yang kemungkinan ES ditujukan kepada Edward Snowden. [zul]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya