PT Bhakti Investama Tbk (BHIT) mengumumkan kinerja keuangan tidak diaudit (unaudited) untuk periode enam bulan pertama yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dengan hasil yang sangat memuaskan. Tercatat, pendapatan meningkat sebesar 22% dari Rp 4,55 triliun pada periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 5,57 triliun.
"Peningkatan seiring dengan pertumbuhan kinerja yang signifikan dari masing-masing entitas anak BHIT yang merupakan kelanjutan dari hasil kerja yang memuaskan pada kuartal pertama 2013," kata Group President & CEO BHIT, Hary Tanoesoedibjo, dalam keterangan pers yang diterima redaksi, Rabu (31/7).
Dijelaskan, EBITDA BHIT meningkat 24% menjadi Rp 1,96 triliun dibandingkan dengan Rp 1,58 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Laba bersih BHIT melonjak 68% menjadi Rp 445 miliar yang mengangkat laba per saham (EPS) BHIT dari Rp 8,1 per saham pada tahun lalu menjadi Rp 12,9 per saham atau meningkat 59%.
Hary Tanoe mengatakan kinerja keuangan BHIT yang solid enam bulan pertama 2013 mencerminkan efektifitas penerapan strategi bisnis dan kemampuan Perseroan dalam memanfaatkan peluang di tengah kondisi perekonomian yang masih diwarnai oleh upaya pemulihan ekonomi global dan regional.
Untuk menjamin dan memperkuat pertumbuhan di masa depan, katanya, Perseroan telah melaksanakan beberapa aksi korporasi pada enam bulan pertama 2013, diantaranya adalah penandatanganan Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat antara PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) dengan ICB Financial Group Holdings AG di bulan April 2013 untuk mengambilalih 30% kepemilikan saham di PT Bank ICB Bumiputera Tbk, yang saat ini menunggu persetujuan efektif dari Bank Indonesia.
Selain itu, BHIT berhasil menerbitkan global bonds sebesar US$365 juta pada bulan Mei 2013, yang digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dan pengembangan portofolio investasi, antara lain melalui transaksi pembelian saham PT MNC Land Tbk (KPIG) sebesar 26,21% atau setara dengan Rp 1,949 triliun pada bulan Juni 2013 melalui mekanisme Penawaran Umum Terbatas II PT MNC Land Tbk dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).
"Akuisisi ini memperluas bisnis portofolio investasi Perseroan pada industri dengan prospek pertumbuhan yang tinggi seperti industri properti di Indonesia yang saat ini tengah tumbuh pesat," tuturnya.
Lebih lanjut Hary Tanoe memaparkan sektor media berbasis konten dan iklan berkontribusi terhadap pendapatan konsolidasi BHIT sebesar 58,9% atau mencapai Rp 3,28 triliun, disusul sektor media berbasis pelanggan sebesar 26,0% atau sebesar Rp 1,45 triliun. Kontribusi sektor energi dan sumber daya alam melalui MNC Energi yang memiliki tambang batubara di Kalimantan Timur yakni PT Nuansacipta Coal Investment (NCI) adalah sebesar 5,3% atau mencapai Rp 293 miliar. Adapun kontribusi dari sektor jasa keuangan (financial services) mencapai 6,8% atau sebesar Rp 380 miliar.
"Dari sektor media, pertumbuhan pendapatan didorong oleh kenaikan pendapatan iklan dari ketiga TV Nasional Free-to-Air (RCTI, MNCTV dan Global TV). Kinerja sektor media yang sangat baik ini tercermin dari peningkatan
audience share untuk prime time menjadi 43% dimana pada periode sebelumnya tercatat sebesar 38%. MNC Sky Vision meraih pertumbuhan pesat pada jumlah pelanggan aktif dari 1,41 juta pelanggan pada 1H2012 menjadi 2,01 juta pelanggan atau tumbuh 43%," katanya.
BHIT secara bertahap telah meningkatkan kepemilikan pada entitas anak PT Global Mediacom Tbk (BMTR), yang per akhir Juni 2013 mencapai 52,16%. Pada 30 Juli 2013, kepemilikan saham BHIT pada entitas anak BMTR naik menjadi 53,40%. Bisnis entitas anak pada sektor energi dan sumber daya alam yang saat ini bertumpu pada NCI berhasil secara konsisten meningkatkan kinerja operasinya selama enam bulan pertama tahun 2013 sejak dikonsolidasikannya pada akhir tahun 2012. Produksi batubara meningkat 11% dari 548.841MT di 1H2012 menjadi 610.752MT di 1H2013. Peningkatan produksi tercapai di tengah anomali cuaca di wilayah Indonesia yang sampai akhir Juni 2013 diguyur hujan.
Sektor jasa keuangan di bawah PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) juga mencatatkan hasil yang baik seiring ekspansi bisnis oleh entitas anak, diantaranya MNC Asset Management yang mencatatkan nilai total Aset Dana Kelolaan (AUM) reksadana sebesar Rp 5,6 triliun atau meningkat 40% dibandingkan pada nilai AUM di akhir 2012 sebesar Rp 4,0 triliun. MNC Securities melalui kinerja 34 cabangnya berhasil meningkatkan nilai rata-rata transaksi harian yakni mencapai Rp 224 miliar, dimana pada periode sebelumnya mencatatkan transaksi harian sebesar Rp 151 miliar. MNC Life dan MNC Insurance berhasil meraih total premi bersih sebesar Rp 117 miliar yakni peningkatan 89% dibandingkan tahun lalu. Total asset-managed dari MNC Finance per akhir Juni 2013 mencapai Rp 1,5 triliun atau meningkat 32,7% dari periode yang sama di tahun lalu.
"Untuk memperkuat struktur permodalan dari masing-masing entitas anak BCAP, pada tanggal 8 Juli 2013 BCAP berhasil menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I MNC Kapital Indonesia Tahap I Tahun 2013 sebesar Rp 225 miliar dengan jangka waktu 5 tahun," pungkas Hary Tanoe.
[dem]