Berita

din syamsuddin

Dunia

Din: Soal Mesir, Presiden Indonesia Tak Cukup hanya Prihatin

SENIN, 29 JULI 2013 | 15:35 WIB | LAPORAN: MUHAMMAD Q RUSYDAN

Organisasi Kemasyarakatan Islam yang tergabung dalam Silaturahmi Ormas-Lembaga Islam (SOLI) terus mengamati dan memantau perkembangan politik di Mesir. Karena SOLI sangat peduli soal ketidakjelasan politik dan potensi terjadinya perang saudara di negara piramid tersebut.

"Kami mengutuk kudeta militer dan ditahannya Presiden Mohammad Morsi yang terpilih secara demokratis," ujar pentolan SOLI, Din Syamsuddin dalam konferensi pers di gedung PP Muhammadiyah, Jakarta, (Senin, 29/7).

Dalam kesempatan itu, Din dan pimpinan ormas Islam lainnya mengemukakan empat sikap terkait kerusuhan politik di Mesir. Pertama, mengimbau pemimpin militer untuk melepaskan Presiden Mesir terguling Morsi dan mengembalikan hak politiknya. Kedua meminta pemerintah transisi melaksakan pemilu yang adil, bebas, damai dan demokratis di bawah pantauan PBB.


Ketiga, ormas Islam meminta pemimpin di negara Arab untuk mengembangkan pemerintahan yang demokratis dan pemerintahan yang konsisten dengan pengajaran Islam.

Terakhir, mendesak pemerintah Indonesia mengambil sikap terkait kerusuhan di Mesir. Menurut mereka, Presiden SBY tak cukup hanya menyampaikan kata prihatin tapi harus mengambil peran lebih aktif untuk perdamaian di dunia internasional.

"Penegakan keadilan tidak cukup dengan pernyataan keprihatinan, tapi harus lebih maju dan konkrit mengambil prakarsa internasional. Sesuai dengan konstitusi kita untuk mewujudkan perdamaian abadi," tegas Din.

Din menambahkan, pihaknya ikut bersuara mengenai Mesir bukan karena memihak kepada salah satu kelompok.

"Kami ikut bersuara pada kasus ini bukan berpihak pada seseorang tertentu. Tapi lebih menegakkan keadilan, perdamaian dan juga demokrasi. Karena apa yang terjadi di Mesir ini dapat membawa dampak baik dunia Arab dan dunia Islam umumnya," demikian Din. [zul]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya