Berita

ilustrasi, Pegadaian

On The Spot

Sodorkan Uang THR & KTP, Warga Tebus Kalung Emas

Pegadaian Ramai Menjelang Lebaran
SENIN, 29 JULI 2013 | 09:22 WIB

Menjelang lebaran, banyak warga yang menebus perhiasannya yang digadaikan di Pegadaian. Perhiasan itu hendak dipakai pada hari raya.

Saimah masuk ke kantor Pegadaian Unit Pusat Industri Kecil (PIK) Penggilingan, Jakarta Timur. Dengan menggandeng seorang bocah, perempuan yang tinggal di Penggilingan itu menuju loket.

Seorang perempuan petugas Pegadaian menyapanya dengan akrab. Kepada petugas itu, Saimah menyampaikan hendak menebus kalung emas yang digadaikannya dua bulan lalu.

 Eka, Petugas Administrasi Pegadaian (PAP) balik bertanya, apakah perhiasan emas yang digadaikan Saimah itu akan diambil hari itu juga. Saimah menyampaikan akan mengambil pada esok hari.

“Saya bayar dululah (administrasinya). Besok saja saya datang lagi mengambil barangnya,” ujar Saimah seraya menyerahkan Kartu Tanda Penduduk, surat bukti gadai dan uang dari dompet untuk membayar biaya administrasi.

Saimah mengaku mengadaikan kalung miliknya menjelang tahun ajaran baru. Anaknya hendak masuk sekolah, butuh banyak biaya untuk membeli buku hingga seragam. “Kebetulan sekarang sudah ada duit THR, ya mau ditebus,” ujarnya.

Menjelang Lebaran kebutuhan keluarganya juga kembali meningkatkan. “Kalau untuk lebaran nanti, Alhamdulillah masih ada (uang),” ujarnya.

Setelah Saimah, giliran Abdullah menghadap loket yang dijaga Eka. Ia juga hendak menebus kalung emas yang digadaikan beberapa minggu lalu.

 â€Bukan untuk kebutuhan lebaran, kebetulan beberapa minggu lalu, ada saudara saya meminjam uang, dan saya gadaikan kalung di sini, sekarang saya mau menebusnya,” ujar pria yang biasa dipanggil Dullah itu.

 Lain lagi dengan Andri. Pria berusia sekitar 30-an tahun itu, datang ke Pegadaian untuk memperpanjang masa gadai cincin emasnya. Hari itu sudah jatuh tempo. Sementara Andri belum punya uang untuk menebusnya.

Agar cincinnya tak dilelang, Andri perlu memperpanjang masa gadai. Untuk itu, dia harus membayar biaya administrasi.

“Sudah jatuh tempo, saya mau memperpanjang saja. Belum ada duit untuk nebus,” ujarnya.

 Sudah satu minggu ini, Kantor Pegadaian Unit PIK Penggilingan ramai didatangi nasabah yang ingin menebus sejumlah perhiasan emas mulai dari anting, cincin, gelang sampai kalung.

“Memang di sini ada proses gadai, tebus atau memperpanjang masa gadai. Tetapi menjelang lebaran seperti ini, biasanya nasabah akan banyak datang untuk menebus perhiasan-perhiasan emas yang digadaikannya di sini,” ujar Eka.

 Jika pada hari biasa, lanjut Eka, nasabah yang datang itu berkisar 10 orang per hari. Menjelang lebaran jumlah nasabah yang datang bisa meningkat dua kali lipat. “Kebanyakan mau menebus perhiasannya,” ujar perempuan yang mengenakan kerudung itu.

Pegadaian, lanjut Eka, juga ramai menjelang tahun ajaran baru. “Nah, kalau tahun ajaran baru pas anak-anak sekolah mulai masuk, juga banyak yang datang. Biasanya, mereka datang untuk menggadaikan perhiasan emas, guna kebutuhan persiapan anak sekolah,” ujarnya.

Menjelang akhir pekan, Pegadaian ini juga ramai. Orang-orang banyak yang menggadaikan perhiasannya. “Karena biasanya mau libur akhir pekan,” ujar Eka.

Setelah lebaran, Pegadaian kembali ramai. Banyak orang yang kembali menggadaikan perhiasannya. “Biasanya memang begitu. Sebab, menjelang lebaran, apalagi bila nasabah sudah gajian, dan dapat THR  mereka akan menebus perhiasannya. Nanti, setelah selesai lebaran, akan ramai lagi, karena mereka kembali menggadaikannya, mungkin setelah banyak pengeluaran selama lebaran ya butuh modal atau uang lagi,” jelas Eka.

 Kantor Unit PIK Penggilingan ini hanya melayani gadai perhiasan emas. “Untuk barang lain biasanya di tingkat cabang atau ke kantor Wilayah,” ujar Eka.

 Situasi kantor Pegadaian Unit Pasar Cakung, Jakarta Timur juga tak jauh berbeda.Menjelang lebaran, banyak nasabah datang untuk menebus perhiasannya.

“Kalau lebaran malah nasabah banyak duit, makanya mereka kebanyakan malah nebus perhiasan yang digadaikan. Kecuali pada hari-hari tahun ajaran baru, atau setelah lebaran, nanti para nasabah akan ramai lagi untuk menggadai,” ujar Umar, Petugas Administrasi Pegadaian PAP di kantor Pegadaian ini.

Menurut Umar, omset Pegadaian menjelang lebaran selalu meningkat. Begitu juga menjelang tahun ajaran baru. “Omset bisa naik dua kali lipat, tetapi yang menebus barang banyak,” ujarnya.

Black Market Marak, BB Sulit Digadaikan

Setelah Lebaran diperkirakan banyak warga yang akan menggadaikan barang-barang miliknya. Pegadaian sangat selektif menerima barang-barang yang bisa digadai.

Selain emas, Pegadaian hanya menerima barang-barang elektronika yang usianya relatif baru atau produk elektronika keluaran satu tahun terakhir.

Ada beberapa barang elektronika yang memang tidak diterima untuk digadai. Selain BlackBerry (BB), ternyata microwave juga salah satu barang yang tidak bisa digadai. Kenapa?

Divisi Bisnis Gadai PT Pegadaian Yudi Sadono mengatakan, pihaknya cukup selektif dalam menerima gadai barang-barang elektronika. Hal itu sebagai antisipasi meminimalisasi risiko.

“Kalau barang lama kan susah dilelang nantinya, nggak likuid, repot dan jadi barang rongsokan,” katanya.

Yudi menjelasan alasan BlackBerry tak bisa dijadikan alat gadai, karena selama ini perangkat komunikasi canggih itu banyak masuk secara ilegal.

“Kalau BB kan banyak sekali tipe ya. Nah kita tahu kan kalau BB itu banyak yang Black Market (BM). Kita khawatirnya itu jadi sementara nggak bisa dulu,” katanya.

Sedangkan untuk microwave, dia menjelaskan, barang elektronik tersebut merupakan barang yang jarang digunakan orang pada umumnya. Microwave hanya digunakan untuk orang-orang tertentu saja yang memang bergelut di bidang makanan seperti katering.

“Microwave kan jarang orang yang pakai. Biasanya kita terima barang gadai yang dipakai orang pada umumnya saja. Lagian kalau microwave yang untuk catering itu kan gede jadi butuh ruangan yang luas untuk nyimpannya,” terangnya.

Yudi menegaskan bahwa PT Pegadaian tidak bisa menerima semua barang-barang elektronika. Hanya produk elektronika tertentu saja yang memenuhi beberapa kualifikasi.

“Banyak ketentuannya seperti tipe terkini, mudah dibawa, likuid, umum dan banyak dipakai orang,” tandasnya.

Jelang Lebaran, Omzet Tembus Rp 8,2 Triliun

Menjelang lebaran, omset yang dibukukan Kantor Wilayah IX PT Pegadaian (Persero) Jakarta II meningkat.

 Hingga akhir Juni 2013, total omset yang tercatat sebesar Rp 8.226.873.317.000. “Itu baru sampai Juni kemarin. Sebab laporan Juli masih diproses,” ujar Humas Kanwil IX Pegadaian Jakarta II Matsani.

Sedangkan pada 2012, kantor pegadaian yang beralamat di Jalan Senen Raya 36, Jakarta Pusat itu mencatat omset sebesar Rp 4.366.749.572,500. “Ya dibanding tahun lalu, ada kenaikan dua kali lipat,” ujar Matsani.

 Menurut Matsani, momentum hari-hari besar seperti lebaran kali ini, nasabah tidak menggadaikan perhiasan emas atau barang-barang berharga lainnya. Justru, nasabah mendatangi Pegadaian untuk menebus perhiasan.

“Banyak yang menebus, rata-rata mereka mengambil kembali barang-barang mereka itu, untuk dipergunakan selama musim lebaran,” jelasnya.

Tahun ini, ada dua momentum yang berdekatan yang menyebabkan Pegadaian ramai didatangi warga. Pertama, momentum musim tahun ajaran baru sekolah dan juga Ramadan ke lebaran.

 â€Dari pemantauan saya di beberapa cabang pegadaian, kalau tahun ajaran baru, bulan lalu dan sampai sekarang juga masih, banyak juga nasabah yang datang menggadaikan perhiasan untuk kebutuhan sekolah anaknya. Dan jelang lebaran begini, juga banyak nasabah yang kembali datang, untuk menebus perhiasannya kembali,” ujar Matsani.

 Dengan demikian, lanjut dia, untuk tahun ini, kondisi nasabah yang menggadaikan perhiasan dengan jumlah nasabah yang menebus perhiasannya hampir sama besarnya.

“Ya tetap lebih banyak yang menebus perhiasan sampai menjelang lebaran ini. Ada kenaikan sebesar 15 persen-lah jumlah nasabah yang datang menebus,” jelas dia.

Matsani memperkirakan jumlah nasabah yang menebus perhiasan terus meningkat hingga akhir Juli dan awal Agustus mendatang. “Namun, setelah musim lebaran selesai, biasanya, malah nasabah akan datang lagi untuk menggadaikannya,” ujarnya.

 Sebab, selama lebaran warga banyak mengeluarkan. “Kalau menjelang lebaran, banyak yang sudah gajian, dapat THR dan juga bonus-bonus. Nah setelah lebaran kan sudah banyak terpakai, makanya biasanya setelah lebaran akan ramai lagi nasabah yang gadai,” ujarnya.

Kantor Pegadaian akan libur mulai tanggal 5 Agustus hingga 12 Agustus mendatang. Namun beberapa kantor akan dibuka lebih awal. “Ya ada kebijakan, untuk cabang tertentu buka lebih awal. Pertimbangannya untuk melayani masyarakat yang memang dalam situasi dan kondisi di tempat itu lebih banyak dan ramai yang butuh pegadaian,” jelas Matsani.

 Pengalaman tahun lalu, ujar dia, untuk Kantor Wilayah IX Pegadaian Jakarta II yang meliputi wilayah Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Tangerang, Rangkas Bitung, Labuan, Banten, Pandeglang, ada cabang yang buka pada masa lebaran dan pada hari akhir libur lebaran.

“Tahun lalu itu cabang di Teluk Gong, Tanjung Duren, Kelapa Gading, buka dan tetap melayani masyarakat. Ya pertimbangannya ya di sana banyak orang yang memang membutuhkan kita,” jelas Matsani sembari menyampaikan untuk lebaran tahun ini belum ditetapkan cabang yang akan buka pada saat lebaran kali ini.

 Untuk lebaran kali ini, lanjut dia, Perum Pegadaian di seluruh Indonesia juga menyelenggarakan program pembagian sembako kepada para nasabah. Program itu dilaksanakan  dari tanggal 20 Juli 2013 hingga 3 Agustus mendatang.

 Pemberian bingkisan berupa sembako yang terdiri dari gula pasir, minyak goreng, sirup teh, dan margarine itu secara merata dilaksanakan di seluruh Indonesia. “Tetapi peruntukannya ya untuk nasabah yang dianggap loyal, jadi ada juga proses seleksi nasabah. Tidak seluruh nasabah yang datang dikasih,” ujar Matsani.

Tunggu 15 Menit, Duit Langsung Cair


Pegadaian menjamin setiap proses pencairan dana untuk kegiatan gadai barang hanya membutuhkan waktu 15 menit saja. Nasabah hanya memenuhi persyaratan mudah, setelah barang yang akan digadai memenuhi syarat.

Kepala Cabang Pasar Senen Arief Rinardi Sunardi mengatakan, pihaknya memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memberikan pinjaman uang atau pun gadai barang berupa emas dan barang elektronika. Waktunya pun sangat singkat, cukup 15 menit langsung uang cair.

“Prosedurnya gampang sekali, enggak perlu susah-susah. 15 menit uang bisa cair,” kata Arief.

Ia mengatakan, untuk masyarakat yang ingin memperoleh dana pinjaman atau pun gadai bisa memenuhi persyaratan yang mudah.

Arief menjelaskan, nasabah hanya perlu datang ke kantor pegadaian terdekat. Mengambil nomor antrean, setelah itu mengisi formulir permintaan kredit atau pun pinjaman dan menunjukkan KTP asli dan menyerahkan fotokopinya. Kemudian barang ditaksir dulu dan baru ditetapkan berapa pinjamannya.

“Kalau yang mau gadai ya barangnya dibawa terus formulirnya tinggal ditandatangani. Kalau kendaraan bermotor serahkan BPKB, STNK, dan kuncinya, kalau elektronika kasih kwitansinya,” katanya.

Ia menyebutkan, untuk bunganya tergantung dari besarnya pinjaman. Arief merinci, untuk golongan A besaran pinjaman di kisaran Rp 50.000 hingga Rp 500.000 dikenai bunga pinjaman sebesar 0,75 persen per 15 hari.

Sementara untuk golongan B, besaran pinjaman sekitar Rp 550 ribu sampai Rp 5 juta dengan bunga pinjaman 1,15 persen. Kemudian untuk golongan C, besaran pinjaman dipatok di angka Rp 5,1 juta sampai Rp 20 juta dengan bunga sebesar 1,15 persen, dan golongan terakhir, golongan D dengan besaran pinjaman di kisaran Rp 20 juta ke atas dengan bunga 1 persen per 15 hari.

“Semua bunga dihitung per 15 hari. Kalau lewat dari 15 hari tinggal ditambah persennya sesuai golongan,” kata Arief. [Harian Rakyat Merdeka]

Populer

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

Stasiun Manggarai Chaos!

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 13:03

UPDATE

Anak Usaha Telkom Hadirkan DreadHaunt, Gim Bergenre Survival Horror

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:57

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

2 Jam 1 Meja

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:40

Dua Mantan Pegawai Waskita Karya Digarap Kejagung

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:38

KPK Sita 7 Mobil dan Uang Rp1 Miliar usai Geledah 10 Rumah

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:24

Bareskrim Bakal Bongkar Puluhan Artis dan Influencer Terlibat Promosi Judol

Rabu, 09 Oktober 2024 | 00:42

Mudahkan Warga Urus Paspor, Imigration Lounge Kini Hadir di Mal Taman Anggrek

Rabu, 09 Oktober 2024 | 00:19

KPK Cekal 5 Tersangka Korupsi Pencairan Kredit Usaha Bank Jepara Artha

Selasa, 08 Oktober 2024 | 23:52

Polisi Tangkap Penyekap Bocah 12 Tahun Selama Seminggu di Kalideres

Selasa, 08 Oktober 2024 | 23:42

KPK Usut Dugaan Korupsi Pencairan Kredit Usaha BPR Bank Jepara Artha

Selasa, 08 Oktober 2024 | 22:52

Selengkapnya