Berita

ilustrasi

Hiii... Sejuta Warga Jakarta Suka Buang Hajat Di Sungai

Kualitas Air Di Ibukota Kian Buruk
SENIN, 29 JULI 2013 | 09:18 WIB

Sekitar satu juta penduduk DKI Jakarta ternyata masih suka buang hajat ke sungai. Akibatnya, kualitas air sungai di ibukota kian buruk.

Budaya atau tradisi membuang air besar (BAB) ke sungai rupanya masih ada di Jakarta. Direktur Permukiman dan Perumahan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Nugroho Tri Utomo mengatakan, ada sekitar 1 juta penduduk Jakarta dilaporkan masih melakukan praktik buang air besar sembarangan, salah satunya ke sungai.

“Ini biasanya dilakukan warga yang menetap di bantaran kalii yang melintasi kota Jakarta, ditambah penduduk yang memiliki prioritas kecil pada sanitasi,” ujarnya saat jumpa pers World Toilet Summit 2013 di Jakarta.


Masih banyaknya masyarakat Jakarta yang BAB sembarangan, jelas Nugroho, sebenarnya berawal dari sikap masyarakat itu sendiri. Masyarakat sejak dulu beranggapan, masalah sanitasi adalah urusan pribadi, tak boleh diganggu gugat. Padahal, hal tersebut sebenarnya menjadi masalah global.

Secara keseluruhan, lanjutnya, berdasarkan data World Toilet Organization, di perkirakan ada sekitar 40 juta penduduk Indonesia masih melakukan praktik BAB sembarangan. Akhirnya, limbah kotoran manusia yang tak terproses dengan benar itu mencapai 11 ribu ton per harinya.  Jumlah tersebut setara dengan bobot 3.500 gajah Sumatera.

Sedangkan limbah urine dan tidak diolah dengan benar, diperkirakan mencapai angka 140 ribu meter kubik per hari atau setara dengan 28 ribu tangki bahan bakar minyak.

 â€œDi Jakarta, sejuta orang buang air di sungai-sungai, menjadikan air kali itu sebagai limbah,” papar Nugroho.

Padahal, lanjut Nugroho, sejumlah air sungai di Jakarta hingga saat ini masih digunakan sebagai bahan baku untuk diproses dan diolah sebagai air minum.

“Karena itu, saya tidak heran bila 35 persen kematian balita disebabkan oleh diare. Ini salah satunya akibat sanitasi yang buruk,” terang Nugroho.

Dari pengamatan Rakyat Merdeka di lapangan, budaya BAB ke sungai kenyataannya memang masih marak di Jakarta. Di aliran Kali Ciliwung, Gunung Sahari, Jakarta Pusat misalnya, masih dapat dijumpai toilet gantung milik masyarakat yang berdiri di bibir kali. Dilihat dari kondisinya, jelas kualitas kebersihan toiletnya tak terjamin serta jauh dari akses air bersih. Selain itu, kotoran yang terbuang ke kali jelas turut mencemari kualitas air.

Selain di wilayah Kali Ciliwung, Gunung Sahari, di kali yang melintas di dekat Taman Menteng, juga masih sering dijumpai orang yang BAB langsung ke kali. Kondisi ini selain mengganggu pemandangan kota, sekaligus mengganggu kebersihan sungai.

Naning Adiwoso dari Asosiasi Toilet Indonesia mengungkapkan, hingga saat ini akses sanitasi toilet yang sehat memang baru bisa dinikmati oleh 55 persen penduduk Indonesia.

Naning memaparkan, kondisi toilet umum seperti di bandara, pusat perbelanjaan dan stasiun pengisian bahan bakar umum pun kebanyakan belum memenuhi standar sanitasi yang sehat.

Karena itu, lanjutnya, masih banyak penduduk Indonesia masih buang air besar sembarangan di sungai, laut dan daratan karena tidak bisa menjangkau akses sanitasi yang layak.

“Kurang dari 100 juta penduduk kita belum memiliki akses sanitasi yang baik dan 63 juta penduduk Indonesia tercatat masih melakukan praktik buang air besar sembarangan,” ujarnya.

Toilet Portable Monas Aja Kurang Bersih

Masalah buang air besar maupun kecil, tak terlepas dari masalah toilet. Berdiskusi tentang toilet sebaiknya jangan dianggap tabu. Terlebih jika berdiskusi tentang bagaimana menjaga agar toilet-toilet untuk publik tetap bersih dan representatif.

Hal itu dikatakan Jack Sim, Pendiri World Toilet Organization. “Bagaimana kita bisa membahas membangun toilet yang baik dan higienis jika kata-kata seperti ‘toilet’ dan ‘kotoran’ saja dianggap tabu,” ujar Sim.

Menurut Sim, di setiap negara masih banyak toilet umum yang kotor, tidak higienis dan menjadi target vandalisme. Para penjaga toilet juga masih banyak tidak terlatih menjaga kebersihan toilet. Mereka masih berpikiran, hanya menyemprot air akan membuat toilet menjadi bersih.

Dia berharap, akan ada standar tersendiri dalam pengelolaan dan pembangunan toilet. Sebab, dari data organisasinya, masih ada  2,5 miliar penduduk dunia yang tidak memiliki akses pada toilet bersih. Angka itu adalah 40 persen dari total populasi penduduk dunia.

Dari pantauan Rakyat Merdeka, kenyataannya sejumlah toilet umum di Jakarta memang kurang representatif. Contohnya toilet portable milik Dinas Kebersihan DKI Jakarta yang ada di Lapangan Monumen Nasional (Monas). Selain sulit diakses oleh penyandang cacat, kondisinya juga kurang private bagi kaum hawa. Ketersediaan air untuk membersihkan juga kurang.

Beberapa toilet umum yang cukup representatif disana, justru letaknya menyempil di tengah-tengah keramaian pedagang, seperti yang ada di Lapangan IRTI Monas. Itu pun mulai banyak toiletnya yang menjadi target vandalisme, coretan di pintu-pintunya dan gagang pintunya yang dijebol. Kondisi ini menjadi tak jauh beda dengan kondisi toilet di pusat keramaian transportasi seperti terminal.

Padahal, Direktur Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Bakri, menyatakan, sanitasi yang bersih dan sehat merupakan investasi penting bagi pariwisata Indonesia.

“Penting bagi pariwisata untuk melayani wisatawan dengan lebih baik dalam urusan toilet,” ujarnya Bakri, dalam jumpa pers World Toilet Summit 2013. [Harian Rakyat Merdeka]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya