Jebolnya bendungan Way Ela, Desa Negeri Lima, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, pukul 10.30 WIT tadi telah menimbulkan korban dan kerusakan.
"Data sementara satu orang meninggal dunia, satu orang hilang, 8 orang luka berat, dan 24 orang luka ringan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, kepada wartawan beberapa saat lalu (Kamis petang, 25/7).
Sekitar 5.227 (1.027 KK) pengungsi tersebar di beberapa titik. Kerusakan fisik antara lain lebih dari 470 rumah rusak total, 3 SD rusak berat, 1 SMAN 5 Leyhitu rusak berat, 1 madrasah rusak berat, 2 mushala rusak berat, 1 kantor KUD rusak berat, 1 jembatan hanyut, sarana air bersih rusak total, 1 tower telkomsel hanyut.
"Tinggi banjir sekitar 6-7 meter. Kondisi bendungan saat ini sudah surut," lapornya.
Kepala BNPB, Syamsul Maarif, telah melaporkan kejadian bencana tersebut kepada Presiden. Syamsul diperintahkan untuk segera mengambil langkah-langkah mengamankan masyarakat.
Sutopo pastikan, korban yang hilang segera dicari dan korban yang selamat segera dirawat. Semua kebutuhan dasar pengungsi segera dipenuhi.
BNPB telah mengerahkan dua pesawat Hercules guna mengirimkan bantuan. Bantuan logistik yang dikirimkan antara lain: tambahan lauk pauk 1.250 paket, sandang 1.250 paket, kidsware 1.250 paket, family kit 1.250 paket, tenda pengungsi 20 paket, tenda gulung 500 lembar, peralatan dapur 304 paket, kelambu 500 lembar, dan banyak lagi.
Sementara, BPBD Maluku Tengah sudah menyiapkan tempat pengungsian satu pekan sebelumnya. Rabu malam, masyarakat sudah dievakuasi karena kondisi bendungan Way Ela sudah sangat kritis. Dapur umum dan pos kesehatan terlah beroperasi.
Bendungan Way Ela adalah bendungan alami yang terbentuk pada 2012 akibat longsoran tebing yang menutup alur sungai di Desa Negeri Lima, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah. Panjang bendungan 1.100 m, lebar 300 m, dan kedalaman 35 m. Volume sekitar 19,8 juta meter kubik. Hampir 20 kali lipat daripada volume air Situ Gintung.
[ald]