Berita

ilustrasi/net

Politik

KPK dan PPATK Harus Awasi Konvensi Demokrat

RABU, 17 JULI 2013 | 20:09 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Komisi Pemberantasan Korupsi dan Pusat Pelaporan Analisa Transaksi Keuangan perlu memantau dan mengawasi dana yang digunakan dalam konvensi Partai Demokrat sekalipun Susilo Bambng Yudhoyono selaku ketua umum sudah menyatakan sumber pendanaan diperoleh dengan halal.

"Publik mencap Partai Demokrat sebagai sarang koruptor karena banyaknya kader yang diproses hukum karena kasus korupsi. Publik tetap ragu dengan pernyataan SBY sehingga KPK dan PPATK perlu mengawasi aliran dana tak wajar yang mungkin terjadi saat konvensi," ujar peneliri Lingkar Studi Perjuangan (LSP), I Gede Aradea Permadi Sandra, kepada Rakyat Merdeka Online, Rabu (17/7).

Lebih lanjut dikatakan dia, keputusan pemenang konvensi diserahkan kepada rakyat dalam hal ini adalah lembaga-lembaga survei sangat absurd. Pasalnya, kredibilitas lembaga-lembaga survei betul-betul diragukan terutama saat terjadi fenomena Jokowi di Pilkada Jakarta putaran pertama yang lalu.


"Sukar meyakini konvensi akan benar-benar mewakili kehendak rakyat," katanya.

Pilihan Partai Demokrat menggelar konvensi, menurutnya, tak lebih sebagai bagian dari manuver untuk meningkatkan citra dan elektabilitas partai yang merosot akibat isu korupsi yang menyeret kader-kadernya. Apalagi kalangan internal Partai Demokrat sendiri mengakui bahwa konvensi adalah taktik untuk dapat menaikkan citra partai yang sudah terlalu melorot.

Banyak figur yang cukup baik namanya ikut serta dalam konvensi, katanya, hanya dijadikan semacam "detergen" untuk membersihkan corengan hitam korupsi Partai Demokrat. Bukan tidak mungkin pada akhirnya konvensi secara konspiratif konvensi dimenangkan calon dari Cikeas.

"Meskipun tidak semua figur yang akan ikut serta adalah figur yang berintegritas, namun bagi figur yang cukup bersih keikutsertaannya dalam konvensi ini adalah suatu kerugian. Bisa jadi mereka ikut konvensi untuk dikadali," demikian Gede Aradea. [dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya