Berita

foto : net

Tekan Ongkos Produksi Semurah Mungkin dan Sejahterakan Petani!

RABU, 17 JULI 2013 | 19:00 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Sangat menyedihkan melihat pemerintah tak dapat menyimpulkan apa sebenarnya akar masalah sehingga harga pangan naik luar biasa. Pemerintah juga tidak memiliki keberanian untuk menghapus sistem kartel dan memberikan peranan lebih besar kepada Badan Urusan Logistik (Bulog).

Bulog baru diberi peran untuk stabilisasi harga setelah pemerintah kaget melihat harga kian tidak terkendali. Apa yang dilakukan pemerintah dan Bulog saat ini dianggap sudah terlambat. Tapi pemerintah tidak boleh berdiam diri. Harus ada upaya selain melakukan program jangka pendek seperti impor. Solusi yang dilakukan saat ini adalah solusi stabilisasi jangka pendek. Kalau ada gejolak harga yang berlebihan, Bulog melakukan intervensi. Tetapi Bulog juga harus didukung dengan budget yang cukup.

"Setahu saya budget itu diskusinya sudah ada, rapat para menteri sudah, tapi budgeting-nya tidak turun. Sama saja orang disuruh perang tapi tidak ada senjatanya. Baru belakangan ini setelah panik, saya dengar budget-nya turun," kata ekonom senior, Rizal Ramli, beberapa saat lalu (Rabu, 17/7).


Dan menurut mantan Menko Perekonomian ini, yang paling penting adalah kebijakan strategis untuk tanaman pangan. Itu hanya bisa dilakukan, salah satunya, jika ada aturan dan rumusan jelas untuk rasio antara gabah dengan harga pupuk.

"Dulu, zaman Pak Harto, rasionya selalu dijaga harga gabah itu tiga kali, harga pupuk dua kali. Jadi selalu ada keuntungan buat petani 50 persen. Nah kalau sekarang harga pupuk sering lebih tinggi dari harga gabahnya, jadi enggak masuk hitunganya," ucapnya.

Secara prinsip harus ada kebijakan harga atau pricing policy sehingga harga gabah itu selalu lebih tinggi daripada harga pupuk, sehingga marginnya, apakah 60 persen atau 70 persen, bisa dinikmati oleh petani sehingga petani bersemangat untuk menanam padi atau produk pangan yang lain.

Ia tegaskan, kalau Indonesia mau sektor pangannya maju, Indonesia harus berani ekspor pangan, tidak hanya impor pangan. Harus ada kebijakan harga atau pricing policy yang menguntungkan produsen. Apakah itu petani padi, petani gula atau petani ternak. Caranya bagaimana? Ongkos produksi harus ditekan semurah mungkin.

"Contohnya, kalau harga pupuk mahal jangan mimpi produksi beras di Indonesia naik. Jadi pemerintah harus usahakan harga pupuk yang jauh lebih murah untuk di dalam negeri," terang mantan Kepala Bulog ini.

Demikian juga dengan ternak. Harga pakan ternak di Indonesia itu terlalu mahal, karena terlalu banyak hambatan biaya yang harusnya pemerintah kurangi.

"Harga pakan ternak murah dan Indonesia harusnya bisa murah karena bahannya banyak dari dalam negeri, misalnya tepung ikan dan lain-lain, tidak perlu impor. Kalau ini dilakukan maka petani di Indonesia akan untung," tambahnya. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya