Berita

foto: net

Politik

Kerusuhan di LP Konsekuensi dari Sistem yang Primitif

SABTU, 13 JULI 2013 | 09:47 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Menangani kasus kerusuhan di Lembaga Pemasyarakatan haruslah realistis. Pemerintah dan masyarakat harus menyadari bahwa yang dibicarakan adalah persoalan orang-orang yang bermasalah bukan akibat stigma semata, melainkan juga karena sudah mendapat vonis dari negara.

"Kita bicara orang yang bermasalah. Bukan cuma stigma, tapi divonis bersalah oleh negara dan siap menerima sanksi sosial ketika keluar dari penjara," kata pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri,  dalam sebuah diskusi bertajuk "Gelap Mata di Tanjung Gusta", di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (13/7).

Dia katakan, kerusuhan di LP adalah sebuah konsekuensi dari sistem hukum yang sangat primitif. Di negara ini, orang yang sudah divonis bersalah oleh pengadilan harus kembali merasakan penderitaan dan pengisolasian di LP. Setelah keluar dari LP, mereka kemudian mendapat sanksi sosial dari masyarakat dan keluarganya sendiri.


"Potensi perilaku kekerasan pada mereka mengendap pada tataran paling mendasar dan diperkuat pada faktor pengkondisian seperti kebutuhan mendasar yang tak terpenuhi dan jumlah napi yang berlebihan di LP," tegasnya.

Dia katakan juga, ada prison culture yang termanifestasi di dalam penjara. Potensi perilaku agresif merajalalela dalam kondisi seperti itu.

"Sehingga kita tinggal menunggu pemicu kecil saja untuk terjadi kerusuhan seperti di Tanjung Gusta. Ini bukan peristiwa yang terlalu luar biasa. Ini terjadi dimanapun di seluruh dunia. Kita harus selalu antisipasi kapan momentum kekerasan itu terjadi," ungkapnya. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya