Berita

Politik

Skenario Capres dan Cawapres PDIP

SELASA, 09 JULI 2013 | 10:07 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Hingga kini Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) belum memutuskan capres dan cawapres pada pilpres 2014 meskipun salah satu kadernya Joko Widodo (Jokowi) semakin kokoh di banyak survei capres.

Survei terakhir LIPI yang dirilis 27 Juni lalu menunjukkan Jokowi sebagai capres paling populer (24,2 persen),  di bawahnya ada Prabowo Subianto (22,6 persen), Aburizal Bakrie (9,4 persen) dan Megawati Soekarnoputri (9,3 persen).

Pengamat politik Hanta Yuda mengatakan, momentum Jokowi sebagai capres ada pada pemilu 2014, karena kalau di 2019 belum tentu meskipun ia setuju penuntasan tugas sebagai Gubernur DKI harus diselesaikan.


"Momentumnya 2014. Orang Indonesia mengidolakan seseorang itu kan pendek, gak panjang. Selanjutnya 2019 itu mungkin nanti sudah ada tokoh baru," ujar Hanta kepada Rakyat Merdeka Online, Selasa (9/7).

Lalu bagaimana peluang mantan walikota Solo itu diusung lewat partai lain. Hanta yang juga Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute itu melihat, akan sangat berbeda Jokowi nyapres lewat PDIP ketimbang lewat partai lain.

"Kalau lewat PDIP itu sangat pas, karena ia akan dinilai loyal partai dan pada Mega. Kalau tiketnya dari partai lain, dia akan dinilai lompat pagar dan paragmatis," jelas Hanta.

Selanjutnya peluang Jokowi menang lebih besar bila diusung partainya dibandingkan diusung partai lain, semacam diusung Partai Demokrat yang juga hingga kini belum memiliki capres.

Hanta menambahkan, meski belum jelas, saat ini PDIP menimang-nimang empat skenario dalam menentukan capres-cawapres pilpres 2014. yaitu; Mega-kader/tokoh lain, Mega-Jokowi, Jokowi-Puan Maharani dan Jokowi-kader/tokoh lain.

"Ini masih sekenario, yang tahu itu Mega dan Tuhan," tandasnya. [rsn]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya