Saat ini dunia menghadapi lingkungan strategis baru yang unik. Tidak ada satupun negara yang dianggap sebagai musuh oleh Indonesia, begitu pula sebaliknya. Prinsip diplomasi Indonesia adalah diplomasi 'Sejuta Kawan Tanpa Musuh'.
Begitu disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam amanatnya pada upacara Prasetya Perwira TNI-Polri 2013 di Markas Komando Akademi Angkatan Laut Bumimoro, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (2/7).
SBY mengatakan lingkungan strategis baru juga memberikan peluang yang sangat besar bagi Indonesia untuk lebih berperan di dunia internasional. Dalam situasi lingkungan strategis seperti itu, Indonesia dapat leluasa menjalankan politik luar negeri ke segala arah, dan bisa menjalin hubungan persahabatan dengan pihak manapun.
"Negara kita dapat bebas berkiprah menjalankan diplomasi sejuta kawan tanpa musuh," tutur dia.
Lebih lanjut SBY menyatakan semua itu bisa dijalankan atas dasar kemandirian, kedaulatan, kesetaraan, dan prinsip saling menguntungkan. Di abad 21 ini, Indonesia harus semakin jeli memandang dunia. Dinamika yang berkembang harus dicermati bukan sebagai ancaman semata tetapi sebagai peluang.
Sejarah mencatat negara yang berhasil melakukan transformasi dalam tiga dasawarsa terakhir adalah negara yang paling cerdas mengambil peluang dan keuntungan di era globalisasi. Indonesia, kata SBY seperti dikutip dari
presidenri.go.id, saat ini berada pada posisi yang berbeda dalam percaturan internasional.
"Kita sudah menanggalkan citra keterpurukan, instabilitas, dan konflik yang dulu membara dimana-mana. Dunia kini memandang Indonesia sebagai negara yang mencetak banyak prestasi dan kemajuan, diantaranya adalah negara demokrasi terbesar ketiga, jembatan antara Islam dan barat, ekonomi terbesar di Asia Tenggara, melakukan transformasi, dan menjunjung pluralisme," ujar SBY.
[dem]