Konvensi yang akan digelar Partai Demokrat dinilai tidak akan bisa memperbaiki citra dan elektabilitas partai yang tengah terpuruk akibat kasus korupsi.
"Siapa tokoh yang ikut konvensi, itulah yang mempengaruhi. Makanya proses seleksi konvensi jadi kunci tentang persepsi publik," ujar Direktur Eksekutif Lembaga Survey Indonesia (LSI), Dodi Ambardi, dalam diskusi bertajuk "Siapa yang Ikut Konvensi Partai Demokrat" di Galeri Cafe, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis (20/6).
Dodi mengatakan publik akan menilai apakah konvensi Demokrat abal-abal atau tidak bisa dipercaya dari peserta yang ikut dan menang konvensi. Bila kandidatnya tidak kredibel maka konvensi akan membuat citra dan elektabilitas Demokrat tambah hancur.
Kriteria personal, misalnya tingkat integritas atau kapabilitas, tutur dia, perlu digabungkan dengan karakter leadership calon. Capres hasil konvensi haruslah figur yang tidak hanya mengutamakan karakter, tapi juga kemampuan mengidentifikasi problem yang ada, punya solusi sekaligus bisa mengatasinya.
"Kunci lainnya, bagaimana konvensi bsa menseleksi tokoh berdasarkan kualitas. Kalau akal-akalan akan membuka kejelekan sendiri," kata Dodi.
Lebih lanjut dia mengatakan, figur Susilo Bambang Yudhoyono masih punya pengaruh kuat di publik. Terbukti 50 persen lebih publik menganggap kinerja pemerintahan SBY baik. Supaya endorsement SBY terhadap calon tidak sia-sia, konvensi perlu menghasilkan capres yang memiliki popularitas tinggi dan kualitas personal yang baik.
Menurut dia percuma saja kalau konvensi hanya menghasilkan kandidat capres berdasarkan popularitas semata, tapi kualitas personalnya tidak bagus. Percuma juga kalau kualitasnya bagus tapi tidak dikenal publik.
"Ada banyak tokoh alternatif. Kualitas mereka bagus tapi publik belum mengenalnya. Kalau mereka ikut tentu bagus buat konvesi dan Partai Demokrat," demikian Dodi.
[dem]