Berita

Politik

PKS Jangan Mimpi, Tolak BBM Tidak Menambah Elektabilitas

SABTU, 15 JUNI 2013 | 14:51 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Sikap politik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi ditabuh bak genderang perang pada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

Ribuan spanduk penolakan dipasang dan menyebar di banyak daerah. Bahkan sejumlah anggota parlemen dari PKS muncul di berbagai media untuk memperkuat argumentasi penolakan.

"Apa yang dilakukan PKS adalah hal wajar, dimana setiap parpol punya sikap politiknya sendiri. Namun ekspresi PKS terlihat tidak wajar dengan mencoba untuk tetap menempatkan tiga menterinya pada kabinet," ujar analis politik POINT Indonesia, Karel Susetyo, kepada Rakyat Merdeka Online, Sabtu (15/6).


Menurut dia, ambiguitas PKS jelas justru menuai sentimen negatif dari publik. Apalagi PKS masih terbelit skandal korupsi kuota impor daging sapi.

"Jangan harap PKS bisa rebound dengan memainkan isu penolakan BBM. Sikap menolak kenaikan BBM tak punya korelasi positif atas meningkatnya potensi elektabilitas dalam pemilu,"  kata Karel lagi.

"Lihat saja PDIP yang selama menjadi oposisi selalu menolak kenaikan BBM. Raihan suaranya dalam pemilu 2009 tak berkembang. Itu disebabkan pengelolaan isu BBM yang tak mampu menyentuh logika publik, karena seketika publik disiram dana bantuan dari pemerintah," sambung dia.

Kalau PKS mau mendapatkan simpati publik, katanya, maka sebaiknya keluar dari kabinet sebagai konsekuensi logis atas sikap berseberangan mengenai kenaikan BBM. Apabila ini tidak dilakukan, publik menilai PKS tak serius memperjuangkan rakyat dan sekedar tengah memperjuangangkan posisi tawarnya di hadapan SBY.

"Jangankan PKS yang sedang memerankan peran pseudo oposisi (oposisi palsu), PDIP yang selalu menolak kenaikan BBM saja tidak mampu meraup suara yang signifikan di pemilu lalu. Sebaiknya PKS jangan bermimpi," tandas Karel. [dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya