Berita

ilustrasi/ist

HARGA BBM NAIK

Spanduk Pencitraan Ala PKS Tak Akan Berdampak Signifikan

JUMAT, 07 JUNI 2013 | 10:46 WIB | LAPORAN:

. Langkah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menebar spanduk penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di berbagai kota di tanah air, tak urung mengundang simpati maupun antipati.

Sementara pihak menilai PKS mengerti akan derita rakyat kecil akibat naiknya harga BBM, dan seolah-olah barisan partai oposisi kian bertambah kuat setelah ada kejelasan sikap PKS. Namun ada juga pihak yang menilai cara PKS ini sekedar pencitraan belaka untuk kembali menaikkan elektabilitasnya yang belakangan terpuruk akibat kasus suap importasi daging.

Pengajar komunikasi politik di Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi menganggap wajar sikap pro dan kontra yang muncul di masyarakat tersebut. Sebab isi spanduk PKS tersebut menolak kenaikan harga BBM.


Namun demikian, kata Ari kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Jumat, 7/6), PKS lupa memberikan pendidikan politik yang benar kepada masyarakat. Yaitu nilai kejujuran.

"Saya melihat apa yang diucapkan elit-elit PKS berbeda dengan kenyataan. Bahkan sesama elit PKS saja tidak bulat satu suara dalam mensikapi rencana kenaikan harga BBM. Kenapa pula baru sekarang PKS menolak kenaikan harga BBM, kenapa tidak dari dulu-dulu," tanya Ari Junaedi.

Bahkan, menurut pengajar program pascasarjana ilmu komunikasi di sejumlah perguruan tinggi di tanah air ini, yang melakukan tracking pendapat masyarakat di media massa terkait dengan spanduk-spanduk PKS ternyata disikapi negatif. Hal ini misalnya terlihat ketika PKS membentangkan spanduk selamat datang atas kedatangan tim KPK yang akan menyita kendaraan yang diduga milik mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Isaq di Kantor DPP PKS. Nada spanduk itu iti terlihat mengejak KPK

"Nah, spanduk penolakkan BBM yang digencarkan PKS tidak akan berdampak signifikan sepanjang PKS tetap melakukan resistensi terhadap tuduhan korupsi yang membelit para elitnya," demikian Ari Junaedi. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya