Berita

Politik

Arbi Sanit: Jokowi Sukses Mengadopsi Keluguan Milik Rakyat

Tidak Beda dengan Semua Calon Lain
SELASA, 04 JUNI 2013 | 15:34 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Tidak ada politisi yang benar-benar sempurna di dunia ini. Termasuk Joko Widodo, kader PDI Perjuangan yang sangat populer dan dikenal begitu merakyat. Nasib Jokowi dalam perpolitikan hanya benar-benar mujur.

Elektabilitas putra Solo itu tambah melambung setelah berhasil memenangkan Pilkada di ibukota RI. Sekalipun dia belum siap untuk maju ke pentas nasional (pilpres 2014), masyarakat tetap menganggap dia sudah "jadi". Alhasil, Jokowi menenggelamkan sejumlah nama termasuk Prabowo Subianto dalam berbagai survei.

Pakar politik senior, Arbi Sanit, menilai keunggulan Jokowi adalah pada gaya politik lugu yang dimilikinya. Gaya politik lugu itu yang bikin rakyat kepincut.


"Saya kira dia berpolitik lugu. Tampangnya lugu, kehadirannya, penampilannya, bicaranya lugu. Selama ini keluguan itu milik rakyat. Sementara, kecerdasan dan kelicikan milik elite politik," terang Arbi kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Selasa, 4/6).

Persoalannya, lanjut Arbi, dunia politik tidak seperti yang terlihat kasat mata. Dalam dunia politik, kemenangan dalam kompetisi politik adalah yang utama.

"Jadi, Jokowi atau siapapun, seperti juga Aburizal Bakrie misalnya, hanya pikirkan menang, bukan memerintah dengan baik. Di kalangan mereka ini tidak ada kamus memerintah dengan baik. Jokowi tidak beda dengan semua calon yang ada sekarang," terangnya.

Dia sendiri yakin Jokowi sulit terbendung. Siapapun yang berpasangan dengan Jokowi di dalam Pilpres akan menuai keberuntungan. Karena itu, mekanisme pencalonan dari parpol sangat penting. Jika mekanisme pencalonan dilakukan tradisional, ditentukan oleh segelintir elite pusat partai, maka kelompok intelektual yang sebenarnya pantas menjadi pemimpin nasional akan tenggelam.

"Pakailah cara konvensi untuk menentukan wapres. Kelompok intelektual seperti Mahfud MD, Sri Mulyani, dan Dahlan Iskan, akan lebih terhormat kalau terpilih dalam konvensi daripada ditunjuk oleh segelintir elite. Itu terlepas dari mau atau tidak mau mereka jadi wapres ya," terangnya.  [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya