Berita

ilustrasi/ist

Politik

BLSM Suap yang Harus Dibayar Anak Cucu!

SELASA, 04 JUNI 2013 | 02:14 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Ditegaskan kembali bahwa Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) tak lebih sebagai suap yang harus dibayar anak cucu penerus bangsa. Pasalnya, program BLSM dibiayai hasil mengutang dari World Bank dan Asian Development Bank.

"BLSM tidak lain adalah suap yang harus dibayar oleh anak cucu dari organsisasi neolib internasional. Besar kemungkinan di balik utang tersebut Indonesia mengizinkan pasar sektor hilir migasnya dimasuki oleh firma-firma multinasional dan transnasional seperti Shell, Total, dan lain-lainnya," ujar aktivis pergerakan I Gede Aradea Permadi Sandra kepada Rakyat Merdeka Online, Senin (3/6) malam.

Bagi perekayasa perekonomian di dalam kabinet saat ini, beber dia, kebijakan pencabutan subsidi BBM dikatakan memiliki trade off antara kemiskinan dan pengangguran yang terjadi karena inflasi dengan penghematan anggaran alias fiskal. Karena itu, agar dirasa tidak terlalu memberatkan rakyat karena tekanan inflasi maka pemerintah menjalankan program BLSM untuk menyuap rakyat.


Lebih lanjut Gede mengatakan program BLSM merupakan suap politik yang diperankan SBY agar Partai Demokrat memenangkan pemilu 2014. Program BLSM tak ubahnya program Bantuan Langsung Tunai alias BLT yang dijalankan rezim SBY sebelum pemilu 2009 digelar.

"Dengan diulanginya grand design neoliberal semacam ini membuktikan bahwa sejatinya jiwa dan hati dari para pemimpin Bangsa berada di Wall Street sana. Kalaupun terlihat di media massa para komprador neoliberal ini seolah-olah berpidato atau bertindak-tanduk pro rakyat, saya yakin ini hanyalah gincu belaka," demikian Gede.

Program BLSM dibiayai utang negara bukan dengan kompensasi hasil pemotongan anggaran BBM bersubsidi sebelumnya disampaikan pengamat kebijakan publik Ichsanuddin Noorsy. Buktinya menurut dia, tertera di laman situs Asian Development Bank (ADB) bahwa BLSM bersumber dari utang ADB dengan nama singkatan proyek DPS atau Development Policy Support Program dan World Bank dengan sumber utang bernama proyek DPLP tahap 3.

Menurut Noorsy, pemerintah mengambil langkah ini karena nilai rupiah sedang jatuh sehingga mengakibatkan tekanan neraca pembayaran di tengah membesarnya bayaran cicilan dan bunga utang luar negeri. Jadi, kegagalan ekonomi yang dicerminkan melemahnya nilai tukar ditanggung oleh rakyat melalui kenaikan BBM.

"Ayo berhitung. Yang jelas BLSM bagian dari suap pemerintah atas gagasan USAID, Bank dunia, dan ADB," ujar dia." Ini sama saja pemerintah dusta. Tidak berkah suatu kepemimpinan yang sarat dusta. Rakyatnya kena azab. Berpangkat tidak terhormat, menjabat tidak bermartabat, beramanat tapi bermuslihat," demikian Noorsy. [dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya