Berita

akhmad kusaeni

Politik

Pers Berdosa Ketika Koruptor Senyum-senyum di Layar Kaca

SENIN, 03 JUNI 2013 | 18:45 WIB | LAPORAN: MUHAMMAD Q RUSYDAN

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bisa memanfaatkan pers sebagai alat untuk memberantas korupsi di Indonesia.

Hal itu diungkapkan oleh Pemimpin Redaksi Kantor Berita Antara, Akhmad Kusaeni. Menurutnya, media bisa jadi alat yang berguna di saat aparat tidak menembus buronan.

"Media bisa jadi alat yang berguna untuk KPK, ketika aparat penegak hukum tidak bisa menembus buronan maka wartawan yang berada di garis depan. Wartawan maju karena masyarakat ingin korupsi dibongkar," jelasnya dalam acara Talkshow "Pemuda Anti Korupsi (Peak): How Corrupt Are We?" di Kampus B, London School of Public Relations, Jakarta, Senin (3/6).


Kusaeni juga mencontohkan, mulai dari terbongkarnya persembunyian Nazarudin, Nunun Nurbaeti yang terpotret wartawan di Orchad Road, Singapore, hingga Gayus Tambunan yang sedang nonton tenis di Bali, itu merupakan bantuan wartawan terhadap penegakan hukum.

Ia menambahkan, pers juga harus mengawal kasus mandek yang sedang digarap KPK. Namun, dia tak memungkiri, peranan pers dalam membasmi korupsi bagaikan pedang bermata dua. Selain membantu aparat untuk membongkar kasus korupsi, ternyata pemberitaan itu juga bisa memberikan dampak buruk. Salah satu yang bisa berdampak buruk adalah terlalu banyak sorotan terhadap kinerja penindakan KPK saat menangkap tersangka.

"Penindakan itu adalah yang paling menarik untuk media, ada unsur dramatisnya, semua unsur news value ada disitu" terangnya.

"Tapi dosa juga wartawan, dalam pemberitaan seperti itu juga kita seperti melakukan glamorifikasi kepada koruptor. Lihat di TV para koruptor tersenyum dan seolah biasa-biasa saja. Hal yang seperti itu yang dikhawatirkan akan memberikan kesan seolah biasa saja jadi koruptor," sambungnya lagi.

Lebih lanjut, Kusaeni menjelaskan pers berdosa karena hanya fokus pada penindakan tanpa bisa membantu dalam kampanye pencegahan korupsi. [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

Dituding Biang Kerok Banjir Sumatera, Saham Toba Pulp Digembok BEI

Kamis, 18 Desember 2025 | 14:13

Kapolda Metro Jaya Kukuhkan 1.000 Nelayan Jadi Mitra Keamanan Laut Kepulauan Seribu

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:56

OTT Jaksa di Banten: KPK Pastikan Sudah Berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:49

Momen Ibu-Ibu Pengungsi Agam Nyanyikan Indonesia Raya Saat Ditengok Prabowo

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:41

Pasar Kripto Bergolak: Investor Mulai Selektif dan Waspada

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:31

Pimpinan KPK Benarkan Tangkap Oknum Jaksa dalam OTT di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:21

Waspada Angin Kencang Berpotensi Terjang Perairan Jakarta

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:02

DPR: Pembelian Kampung Haji harus Akuntabel

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:01

Target Ekonomi 8 Persen Membutuhkan Kolaborasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:58

Film TIMUR Sajikan Ketegangan Operasi Militer Prabowo Subianto di Papua

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:48

Selengkapnya